Turki Sebut Pembakaran Quran di Swedia tak Terkait Kebebasan Berekspresi

0
239
Bendera Swedia berkibar di atas Istana Kerajaan di Stockholm. (Wikimedia/GreatesMoom)

ANKARA, WARTAALAM.COM – Direktur media dan komunikasi Kepresidenan Turki Fahrettin Altun menegaskan pembakaran salinan Quran di depan Kedutaan Besar Turki di Swedia “tidak ada hubungannya dengan kebebasan”.

“Ada perbedaan besar antara kebebasan berekspresi dan ujaran kebencian. Insiden ini mempromosikan kekerasan terhadap Muslim, khususnya Muslim di Swedia,” kata Altun dalam wawancara dengan harian Swedia Dagens Nyheter.

Pembakaran kitab suci umat Muslim itu oleh pemimpin partai sayap kanan Swedia Stram Kurs, Rasmus Paludan, pada Sabtu (21/1/2023), memicu kecaman luas dari negara-negara Arab dan dunia Islam.

Dia mengatakan, pembatalan kunjungan Menteri Pertahanan Swedia Pal Jonson yang akan datang ke Turki adalah tanggapan Ankara atas izin yang diberikan pemerintah Swedia pada aksi pembakaran Quran tersebut.

Tidak ada gunanya bertemu jika Stockholm tidak menanggapi masalah Ankara dengan serius, ujar dia.

Terkait keanggotaan Swedia di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Altun menyebut Turki mendukung perluasan NATO dan pada prinsipnya tidak menentang partisipasi Swedia dalam organisasi tersebut.

“Swedia telah mengambil beberapa langkah untuk mengatasi kekhawatiran Ankara, tetapi saya dapat mengatakan bahwa itu tidak cukup untuk memenuhi semua tuntutan,” kata dia, seraya mengatakan Turki meminta Swedia menepati janjinya.

Swedia dan Finlandia secara resmi mengajukan diri untuk bergabung dengan NATO pada Mei 2022, sebagai respons atas perang Rusia di Ukraina yang berlangsung sejak 24 Februari 2022.

Namun Turki, yang telah menjadi anggota NATO selama lebih dari 70 tahun, menyatakan keberatan dengan menuding kedua negara itu menolerir dan bahkan mendukung kelompok teror, termasuk PKK dan Organisasi Teroris Fetullah (FETO).

Juni tahun lalu, Turki dan kedua negara Nordik tersebut menandatangani sebuah memorandum pada pertemuan puncak NATO untuk mengatasi masalah keamanan yang diangkat Ankara, sehingga membuka jalan bagi keanggotaan mereka dalam aliansi tersebut.

Sebelumnya Swedia mengkritik pembakaran Quran oleh ekstremis sayap kanan Swedia-Denmark di Stockholm, tetapi mempertahankan keputusannya untuk mengizinkan aksi tersebut berlangsung.

Dalam unggahan di Twitter pada Sabtu lalu, Perdana Menteri Ulf Kristersson berkata, “Kebebasan berekspresi adalah hal mendasar dalam demokrasi. Namun, apa yang sesuai hukum belum tentu patut.”

“Membakar kitab yang dianggap suci bagi banyak orang adalah tindakan yang sangat kasar. Saya ingin menyatakan simpati kepada semua Muslim yang merasa terhina oleh apa yang terjadi di Stockholm,” ujar Ulf.

Hal senada dikatakan Menteri Luar Negeri Tobias Billstrom.

“Provokasi Islamofobia sangat mengerikan. Swedia memiliki kebebasan berpendapat yang luas, tetapi itu tidak berarti Pemerintah Swedia, atau saya sendiri, mendukung pendapat yang diungkapkan.”

Pemimpin sayap kanan Stram Kurs (Garis Keras) Denmark itu mendapat izin dari pemerintah Swedia untuk membakar Quran di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm pada Sabtu. (afp/ant)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini