Warga Kedamaian Keluhkan Limbah Pabrik

0
373
Kondisi air sungai di sekitar pabrik pengolahan sari manis di daerah Kedamaian, Bandarlampung. Selain kotor juga bau limbah dari petusahaan.

Bandarlampung, WARTAALAM.COM — Warga Kedamaian terutama yang tinggal di sekitar Kali Balau mengeluh. Penyebabnya, aliran kali tersebut tercemar berbagai limbah termasuk dari pengolahan sari manis yang ada di kawasan tersebut.

Menurut beberapa warga setempat yang ditemui, Kamis (19/9) pagi, air sungai kerap mengeluarkan aroma tidak sedap terutama di pagi hari, selain banyak tumpukan sampah juga limbah pabrik pembuatan sari manis PT GS.

Kondisi air Kali Balau. Foto: wartaalam.com/Dadang Saputra.

“Saya kerap melihat air limbah dari perusahaan itu mengalir ke sungai. Selain bau, limbah tersebut panas. Air limbah tersebut mengalir ke sungai pada pagi hari,” kata Achmad (35), warga yang tinggal di tepian sungai di kawasan itu sejak  lima tahun lalu.

Menurut dia, PT GS memiliki penampungan limbah namun kerap penuh dan meluber hingga mengalir ke sungai. “Saya tidak tahu pasti, apakah itu disengaja atau tidak.  Saya kerap melihat limbah dari perusahaan itu mengalir ke sungai,” katanya.

Dia mengatakan, perusahaan tersebut mengambil air dari sungai itu untuk meredam panas dari mesin pengolahan sari manis yang menggunakan bahan bakar batubara. “Dari pipa tersebut terkadang air limbah dari perusahaan mengalir ke sungai. Mengambil air dari sungai dan dikembalikan kembali ke sungai,” ujarnya.

Selain bau menyengat terutama saat pagi hari, warga sekitar juga mengeluhkan suara bisning serta debu sisa pembakaran dari pabrik sari manis tersebut. Tidak sedikit atap rumah warga yang dipenuhi debu batubara yang keluar melalui cerebong asap pabrik.

“Kondisi seperti  ini kerap terjadi Mas, terutama saat kemarau. Pabrik kerap membuang limbah ke sungai. Lantai rumah penuh debu sisa pembakaran. Kesehatan kami kerap terganggu. Kami sudah kerap mengingatkan manajemen pabrik. Memang pihak perusahaan mengindahkan keluhan kami, namun sesaat, beberapa minggu kemudian, mereka kembali membuang limbahnya ke sungai,” kata Maman, warga yang tinggal tidak jauh dari pabrik tersebut.

Kondisi yang sama juga dialami warga perumahan elite di kawasan tersebut. Menurut warga perumahan yang tidak mau menyebutkan namanya, masalah limbah dari perusahaan tersebut sudah sering dilaporkan ke pihak terkait. “Tim dinas terkait juga kerap turun lapangan. Namun tidak lama kemudian kembali seperti semula, limbah mengalir ke sungai,” katanya.

Warga tersebut mengatakan, pemerintah hendaknya perlu mengambil langkah tegas sebelum dampak negatif  lain termasuk penyakit yang ditimbulkan menyebar luas. Di sisi lain, keberadaan pabrik pengolahan sari manis tersebut perlu ditinjau kembali mengingat berada di daerah padat penduduk.

“Dahulu atau beberapa tahun lalu, kawasan tersebut masih sepi penduduk bahkan jauh dari keramaian. Sekarang penduduk sudah padat bahkan banyak berdiri perumahan. Saya kira pemerintah perlu meninjau kembali izin pendirian pabrik sekaligus pengolahan limbahnya,” kata dia. (tim)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini