39 Jasad di dalam Truk Diyakini WN China, China Tuntut Vonis Berat

0
1252

Grays, Inggris, WARTAALAM.COM — Polisi diberi waktu lebih banyak pada Kamis untuk menginterogasi sopir yang ditahan atas dugaan pembunuhan, setelah 39 orang yang diyakini warga negara China ditemukan tewas di truk pendingin di dekat London.

Reserse masih menginterogasi sopir truk berusia 25 tahun, yang ditangkap setelah ditemukan mayat di belakang truk pendinginnya di kawasan industri di dekat London pada Rabu (23/10) dini hari.

Penyelidikan berfokus pada perdagangan manusia. Petugas menggeledah tiga properti di daerah County Armagh di Irlandia Utara. Sopir itu belum teridentifikasi secara resmi, namun sumber yang mengetahui penyelidikan itu menyebutkan ia bernama Mo Robinson dari Kota Portadown.

Tim medis dan polisi pada Rabu menemukan 31 jasad pria dan delapan jasad perempuan di sebuah truk kontainer di kawasan industri Grays di Essex, sekitar 30 km timur London.

Selama bertahun-tahun para migran ilegal berupaya untuk tiba di Inggris dengan menggunakan truk, terkadang dari daratan Eropa. Pada tahun 2000 sebanyak 58 warga negara China ditemukan tak bernyawa di sebuah truk tomat di pelabuhan Dover.

“Kami membaca dengan berat hati sejumlah laporan soal kematian 39 orang di Essex,” kata Kedutaan Besar China melalui pernyataan.

Polisi diberikan izin oleh hakim untuk dapat menahan lebih lama sopir berusia 25 tahun itu hingga Kamis.

Badan Kriminal Nasional, yang menargetkan kejahatan serius dan terorganisir, mengatakan pihaknya sedang membantu penyelidikan dan berupaya untuk mengungkap segera setiap geng yang terlibat.

Juru bicara nasional Kepolisian Inggris urusan perdagangan manusia, Shaun Sawyer, melaporkan ribuan orang berupaya masuk ke Inggris secara ilegal. Sementara mereka dapat menyelamatkan banyak orang yang diselundupkan, Inggris dianggap kejahatan terorganisir sebagai potensi sasaran mudah bagi pelaku perdagangan manusia.

“Anda tidak dapat mengubah Inggris menjadi kubu pertahanan. Kami harus menerima bahwa kami memiliki perbatasan yang mempunyai celah,” katanya kepada radio BBC.

China pada Jumat meminta Inggris agar mengganjar “hukuman berat” bagi mereka yang terlibat dalam kematian 39 orang tersebut.

Autopsi 11 jasad dimulai saat polisi dan tim forensik berupaya mengidentifikasi kematian tersebut, bagaimana mereka tewas dan siapa yang terlibat dalam dugaan jaringan perdagangan manusia.

Pihak kepolisian nantinya akan memutuskan apakah akan menuduhnya melakukan pelanggaran, membebaskannya atau meminta waktu lebih lama kepada pengadilan untuk menginterogasinya.

Kamis (24/10) sore, otoritas Inggris memindahkan 11 korban –dari keseluruhan  31 pria dan delapan perempuan– ke kamar mayat rumah sakit dari lokasi yang aman di dermaga dekat kawasan industri Grays, sekitar 30 km timur London, lokasi jasad-jasad itu ditemukan.

Polisi mengatakan proses identifikasi jasad akan memakan waktu sementara autopsi dilakukan untuk memastikan penyebab sebenarnya kematian korban.

“Ini penyelidikan terbesar yang harus ditangani Kepolisian Essex dan kemungkinan memakan waktu lama untuk menyimpulkan ini semua,” kata Kepala Kepolisian Essex, Ben-Julian Harrington.

Kedutaan Besar China di London mengatakan pihaknya telah mengirim tim ke Essex. Sementara itu, juru bicara Kementerian China, Hua Chunying, mengatakan polisi belum dapat memverifikasi kewarganegaraan para korban.

“Kami berharap pihak Inggris dapat secepatnya mengoonfirmasi dan memverifikasi identitas para korban, memastikan apa yang terjadi dan menjatuhkan vonis berat untuk mereka yang terlibat dalam kasus tersebut,” katanya saat konferensi pers. (ant)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini