TPID Lampung Selatan Kembali Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi Daerah 2023 Secara Virtual Meeting

0
157

Lampung Selatan, wartaalam.com – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Lampung Selatan mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah 2023 yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia (RI) secara virtual meeting.

Rakor Pengendalian Inflasi pada minggu kedua Desember diikuti TPID Lampung Selatan yang dipimpin Kepala Bagian Perekonomian, Marlena, melalui aplikasi zoom meeting dari Ruang Kabag Perekonomian Setdakab Lampung Selatan, Senin (11/12/2023).

Sementara itu, Rapat Pengendalian inflasi secara terpusat dipimpin Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Tito Karnavian.

Dalam kesempatan itu, Tito Karnavian mengingatkan seluruh daerah lebih waspada terhadap trend kenaikan inflasi pada Desember.

Hal itu mengingat, pada dua bulan sebelumnya telah terjadi kenaikan inflasi. Pada Oktober kenaikan terjadi 0,17 persen dan pada November sekira 0,38 persen. Kemudian, jika diliat dari perkembangan inflasi tahun ke tahun dari November 2023 terhadap November 2022 sekira 2,86 persen.

Tito Karnavian khawatir terjadi kenaikan inflasi hingga mencapai 3 pada Desember.

Kenaikan inflasi menjadi hal yang sangat diwanti-wanti menjelang peringatan Natal dan Tahun baru 2024.

“Sekarang kita berada di 2,86 persen. Tapi kita harus melihat trend selama dua bulan terakhir terjadi peningkatan dari yang terendah 2,2 persen pada September, naik ke 2,56 persen pada Oktober dan sekarang naik 2,86 persen pada Desember,” ujarnya.

“Jika tidak kita atasi dan kita cermati artinya bulan depan ada potensi kenaikan inflasi pada angka 3 persen. Angka 3 persen merupakan angka yang perlu diwaspadai, sedangkan jika kita mampu mempertahankan pada angka 2 persen, ini masih aman,” katanya.

Sementara itu, jika dilihat dari Indeks Perkembangan Harga (IPH) sebagai proxy inflasi pada minggu pertama di Desember 2023, Tito Karnavian menyampaikan, kenaikan harga tertinggi terjadi di Sulawesi Utara sekira 5 persen.

Kemudian, penurunan harga terjadi di Nusa Tengggara Barat sekira -1,17 persen.

Untuk saat ini kenaikan harga barang di pasaran pada sektor pangan masih di dominasi komoditas cabai rawit dan cabai merah. Kemudian disusul dengan kenaikan harga pada komoditas lainnya, seperti gula pasir, bawang, pisang, beras dan lain lain.

“Untuk tingkat kabupaten, IPH di Kabupaten Minahasa 7, 21 persen, tinggi sekali. Ini sudah mendekati angka 10 persen, mendekati inflasi yang mulai mengganggu daya beli masyarakat dan sendi-sendi ekonomi. Kemudian yang terendah, NTB, saya mengucapkan terima kasih,” katanya. (amar/kmf)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini