Menanti Mbappe Bangkit Usai Dilibas Messi di Piala Dunia

0
367
Neymar (kiri) dan Kylian Mbappe berlatih bersama di pusat pelatihan Paris Saint Germain di "Camp des Loges" di Saint-Germain-en-Laye, Paris, 27 Desember 2022, menjelang pertandingan Ligue 1 Perancis melawan Strasbourg, Kamis dini hari nanti (29/12/2022). (Photo by JULIEN DE ROSA / AFP)

JAKARTA, WARTAALAM.COM – Ketika Paris Saint Germain menjamu Strasbourg Kamis dini hari pukul 03.00 WIB nanti, maka itu bukan hanya di antaranya pertandingan yang membuka lagi musim kompetisi Ligue 1 Perancis yang terhenti jeda Piala Dunia 2022.

Itu juga lebih dari sekadar pertandingan Paris Saint Germain seperti biasanya.

Laga melawan tim yang terpaut 30 poin dan 18 peringkat di bawah juara bertahan Liga Perancis itu adalah cara terbaik dalam melihat bagaimana Kylian Mbappe yang disebut-sebut sebagai pesepak bola terbaik di dunia saat ini menyembuhkan luka akibat kalah dalam final Piala Dunia 2022.

Laga final antara Perancis yang dia pimpin dengan Argentina yang dipimpin Lionel Messi yang juga rekan satu timnya di PSG, sampai kini menyisakan luka bagi Perancis dan juga Mbappe.

Pemain muda bahkan menjadi bahan olok-olok sejumlah pemain Albiceleste tak lama setelah laga final itu selesai, terutama kiper Argentina Emiliano Martinez.

Mbappe agaknya tidak tahan untuk libur terlalu lama. Berdiam diri di rumah atau liburan ke mana pun dalam suasana hati yang murung dan kecewa, tak akan pernah bisa menyembuhkan luka.
Bayangan kegagalan mungkin terlalu sulit dan terlalu lama untuk bisa disingkirkan dari pikiran.

Untuk itu dia segera bergabung kembali dengan PSG untuk berlatih jauh sebelum laga melawan Strasbourg itu, hanya tiga hari setelah laga final Piala Dunia 2022. Padahal dia diberi waktu istirahat lebih panjang sampai Januari sebelum bergabung dengan PSG kembali.

Dia terlihat berusaha mengatasi kekecewaan, apalagi dia masih sangat muda yang gejolak emosinya bisa meledak-ledak.

Dia mungkin merasa dia nyaris menjadi di antara dari segelintir pemain sepak bola yang bisa berturut-turut menjuarai Piala Dunia, apalagi dia mencetak hattrik yang dua kali membatalkan keunggulan Argentina sehingga laga final itu terpaksa dilanjutkan kepada adu penalti.

Dalam adu penalti pun dia sukses mengatasi teror mental Emiliano Martinez yang tak mempan kepada Mbappe, tetapi sudah cukup menggentarkan hati dua rekannya, yang termakan teror mental Martinez sehingga Perancis pun gagal mempertahankan gelar juara Piala Dunia.

Ironisnya, Martinez yang empat kali tak bisa menghindarkan gawangnya tidak dijebol Mbappe yang tiga di antaranya dari titik penalti, malah tak henti mengolok-olok Mbappe.

Dia bahkan membawa boneka bayi berwajah Mbappe tepat di samping Messsi kala parade sukses juara dunia Argentina di Buenos Aires.

Banyak orang di Perancis menyayangkan Messi diam tak mengingatkan Martinez dan itu turut memicu spekulasi memang ada apa-apa di balik hubungan Messi dengan Mbappe.

Galtier tak Peduli

Mbappe sampai detik ini tak berkomentar apa-apa terhadap Messi, tentang suksesnya menjuarai Piala Dunia, walaupun di lapangan keduanya berulang kali saling menyelamati. Ini menguatkan dugaan sejumlah kalangan memang ada masalah di antara kedua pemain bintang itu.

Tetapi pelatih Paris Saint Germain Christophe Galtier menepis kabar hubungan buruk antara Mbappe dan Messi.

Galtier tak peduli dengan sikap buruk Emiliano Martinez karena yang dia pedulikan tetap baiknya hubungan Messi dengan Mbappe.

“Saya fokus kepada hubungan di antara mereka berdua. Bukan Messi yang mengejek orang lain. Yang saya lihat setelah final (Piala Dunia 2022) itu, tidak ada alasan untuk menyamaratakan prilaku semua pemain hanya karena prilaku kiper itu,” kata Galtier.

Galtier hanya perlu tahu hubungan Messi dan Mbappe tetap sebaik dulu.

“Kylian Mbappe bersikap baik sekali, meskipun kalah. Tentu saja dia kecewa berat, tapi dia melakukannya dengan cara yang berkelas. Dia menyelamati Leo Messi dan itu baik sekali baik bagi kami maupun klub,” ujar Galtier.

Galtier sama sekali tak mau terpancing meluapnya emosi di Perancis yang melihat ambisi negaranya mempertahankan gelar juara dunia dipupuskan Argentina yang diperkuat Messi yang bermain di Liga Perancis. Galtier tak peduli semua itu karena dia hanya ingin fokus kepada kesiapan dan mentalitas timnya.

Dalam kaitan itu pula, dia menegaskan Mbappe dan sahabatnya yang memperkuat Maroko sampai semifinal Piala Dunia, Achraf Hakimi, akan bertanding baik dalam laga melawan Strasbourg maupun kala ditantang peringkat kedua klasemen, Lens, tepat Tahun Baru.

Sang pelatih tidak menganggap ada risiko fisik yang besar jika menurunkan kedua pemain dalam dua pertandingan berturut-turut tak lama setelah mereka tampil dalam Piala Dunia 2022.

“Hakimi dan Mbappe ingin kembali dan bermain dalam dua pertandingan tersebut,” kata Galtier seperti dikutip AP.

“Selama mereka dalam kondisi fisik dan mental yang baik, tidak ada alasan bagi kami untuk menjalani pertandingan tanpa mereka.”

Neymar juga Siap

Galtier mengatakan Neymar yang pernah memiliki riwayat hubungan yang tidak baik dengan Mbappe, sudah berlatih bersama PSG pada 22 Desember. Neymar, disebutnya, sangat ingin bermain.

“Dari sudut pandang psikologis, dia sangat ingin bermain. Itu pertanda baik,” kata Galtier yang memastikan Neymar tidak merasakan efek akibat cedera pergelangan kaki kanan yang dialaminya saat melawan Serbia dalam Piala Dunia 2022.

Neymar masih dirundung kecewa setelah Brasil dikalahkan Kroasia dalam perempat final. Dia mencetak gol yang luar biasa yang membuatnya menyamai rekor 77 gol Pele bersama timnas Brasil.

Kroasia lalu menyamakan kedudukan untuk memaksakan adu penalti yang gagal dimenangkan Brasil ketika Neymar bahkan tak memiliki kesempatan melakukan tugasnya sebagai penendang kelima Brasil dalam adu penalti itu.

Sebaliknya, sahabatnya yang superstar Argentina, Lionel Messi, malah mencetak dua gol dalam final dan dengan tenang sukses menjalankan tugasnya dalam adu penalti melawan Perancis yang akhirnya dimenangkan Argentina. Messi pun menyamai pencapaian idolanya Diego Maradona menjuarai Piala Dunia.

Tetapi, tidak seperti Mbappe, Hakimi dan Neymar, Messi belum bisa bergabung dengan PSG karena diberi waktu istirahat ekstra untuk merayakan keberhasilan menjuarai Piala Dunia di kampung halamannya di Argentina.

Galtier menyatakan Messi baru bertanding lagi pekan depan.

Tetap saja, tanpa Messi yang sudah tujuh kali meraih Ballon d’Or, PSG terlalu kuat untuk Strasbourg. Apalagi dalam tim Paris ini ada Mbappe yang sudah mencetak 12 gol dan Neymar dengan 11 gol.

Mungkin hasil pertandingan melawan Strasbourg tidak begitu menjadi perhatian karena yang lebih menarik perhatian bagaimana Mbappe mengatasi dan melampiaskan dan kekecewaannya selama Piala Dunia 2022.

Tak kalah menarik lagi, bagaimana dia bekerja sama dengan rekan-rekan satu timnya yang lain, khususnya Neymar.

Mungkin pekan ini tak akan begitu dramatis, tetapi pekan depan manakala Messi sudah merumput lagi, atmosfer PSG mungkin tak akan sebiasa sebelum ini atau sebaliknya, seperti biasa terjadi. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini