Peringati Hari Santri Nasional 2022, Rabithah Ma’ahid Islamiyah NU Lampung Timur Gelar Beragam Acara

0
383
Peringatan Hari Santri Nasional 2022,  Rabithah Ma'ahid Islamiyah NU Lampung Timur gelar berbagai acara. (Ist)

LAMPUNG TIMUR, WARTAALAM.COM – Dalam rangkaian perayaan Hari Santri Nasional (HSN) 2022, Rabithah Ma’ahid Islamisah (RMI) NU Kabupaten Lampung Timur mengadakan rangkaian acara Seminar Jurnalistik dan Keamanan Pondok Pesantren, di Pondok Pesantren Darussalamah, di Way Jepara, Lampung Timur pada 24 Oktober 2022.

Adapun puncak peringatan Hari Santri dengan mengadakan Musabaqah Bainal Maahid Islamiyah (Mabahis) I di Pondok Pesantren Minhajut Thulab, di Way Jepara, 29-30 Oktober 2022.

Dalam rilis RMI NU Lampung Timur diterima Minggu 0(30/20/2022), Mabahis I dilaksanakan di Lapangan Merdeka Way Jepara diawali defile peserta sekira 1.537 santri dan 270 ofisial.

Mabahis memperlombakan 21 cabang, mulai dari tahfidz quran, MTQ, pidato, MQK sampai pelombaan fisik seperti futsal dan bola voli.

Acara ini dihadiri pengasuh pondok pesantren se-Lampung Timur dan ribuan santri. Acara dibuka Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lampung Timur Indra Jaya.

Indra Jaya sangat mengapresiasi kegiatan Mabahis I dan berharap kegiatan musabaqah bisa dilaksanakan setiap tahun.

Ketua RMI NU Kabupaten Lampung Timur Gus Hamdan Inami S Sy mengatakan adanya musabaqah antarpesantren bisa dijadikan ajang silaturahmi antarsantri dan mengasah prestasi santri.

Rangkaian grand opening Mabahis ke-1 diisi halaqah bertema jejak pesantren tertua di Lampung Timur.

Sebagai narasumber Gus Muballighin, cucu KH RA Joyo Ulomo  pendiri Pondok Pesantren Tribhakti Attaqwa, Rama Puja, Raman Utara, dan Gus Sibawaih, putra KH Ahmad Sodiq pendiri Pondok Pesantren Darussalamah Braja Dewa, Way Jepara.

Gus Ballighin mengatakan, Pesantren Tribhakti Attaqwa didirikan pada 1958. Dengan metode awal adalah pendekatan kepada masyarakat untuk memberikan solusi terkait ihwal permasalahan yang sering terjadi di masyarakat, seperti ketika ada anak sakit, ada kehilangan, dan sebagainya.

Simpati masyarakat tumbuh dan ingin belajar ilmu agama Islam lebih intensif.  Pondok Pesantren ini sekarang memiliki jumlah santri sekira 1.700, dengan lembaga pendidikan PAUD sampai sekolah menengah atas.

Lain halnya dengan Pesantren Darussalamah, Gus Sibawaih menguraikan awal berdirinya Pesantren Darussalamah tahun 1963.

Dahulu karena di daerah tersebut merupakan sentral permainan judi, maka KH Ahmad Sodiq berdakwah  mendekati mereka dengan sabar.

Ketika ada yang bertanya, apakah boleh adu ayam, jawab beliau silakan, tapi jangan lupa shalat berjamaah.

Setelah jamaah diisi dengan ngaji sedikit, dan pada akhirnya mereka mau menimba ilmu dengan intensif sampai dibangunlah Pondok Pesantren Darussalamah.

Halaqah yang dimoderatori Gus Fahimul Fuad diharapkan mampu menjadi inspirasi bagi pengasuh pesantren sekaligus para santri. (fir)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini