JAKARTA – WARTAALAM.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat telah terjadi lima gempa bumi susulan usai gempa berkekuatan 6,6 magnitudo (M) mengguncang wilayah Banten pada Jumat sekira pukul 16.05 WIB.
Berdasarkan hasil monitoring terjadi lima kali gempa susulan dengan magnitudo terbesar 5,7 M, kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers yang diikuti di Jakarta, Jumat (14/1/2022).
Ia mengatakan, BMKG terus memantau perkembangan terkini gempa di Selat Sunda tersebut, termasuk potensi gempa susulan lainnya.
Ia mengajak masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan kabar yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Masyarakat dapat memantau perkembangan lewat saluran resmi BMKG maupun laman-laman resmi lainnya. Di samping itu, BMKG juga meminta masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.
Dari laporan yang diterima BMKG, gempa berkekuatan 6,6 M ini menimbulkan kerusakan bangunan di Kabupaten Pandeglang yakni di Kecamatan Munjul dan Kecamatan Cimanggu.
Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah, katanya.
Dari tingkat guncangan sejumlah wilayah merasakan getaran mulai dari skala II hingga VI Modified Mercalli Intensity (MMI).
Skala VI MMI dirasakan di daerah Cikeusik dan Panimbang. Pada skala ini, getaran dirasakan hampir semua orang ditandai dengan barang terpelanting, tiang dan barang besar bergoyang.
Skala IV MMI dirasakan di wilayah Labuan dan Sumur. Pada skala ini gempa dirasakan banyak orang di dalam rumah, di luar rumah, serta ditandai antara lain jendela atau pintu berderik dan dan dinding berbunyi.
Skala III hingga IV MMI dirasakan di Tangerang Selatan, Lembang, Kota Bogor, Pelabuhan Ratu, Kalianda, Anyer, dan Bandar Lampung yang ditandai getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
Skala II sampai III MMI dirasakan di Jakarta, Kota Tangerang, Ciracas, Bekasi, Kota Bandung, Kab. Bogor, Kota Bumi yang ditandai dengan getaran dirasakan nyata di dalam rumah dan benda-benda ringan atau yang menggantung bergoyang, kata Dwikorita Karnawati. (*)