Itera Dampingi Pengelolaan perhutanan Sosial Gunung Balak

0
143

BANDAR LAMPUNG – WARTAALAM.COM – Institut Teknologi Sumatera (Itera) dari Program Studi Teknik Geomatika bersama Pusat Riset dan Inovasi (Purino) Sains Informasi Geospasial (SIG) terlibat dalam pendampingan pengelolaan perhutanan sosial di kawasan Gunung Balak, Lampung Timur, Provinsi Lampung.

Kegiatan yang dilakukan di Kabupaten Lampung Timur tersebut menjadi bagian dari pelaksanaan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dengan terbangunnya mitra masyarakat di perguruan tinggi, kata Sekretaris Prodi Teknik Geomatika Itera, Agung Mahadi Putra perdana, Kamis (11/11/2021).

Ia mengatakan, keterlibatan tim Itera dalam mendampingi pengelolaan hutan merupakan tindak lanjut kerja sama antara Prodi Teknik Geomatika dan Purino SIG  dengan Dinas Kehutanan Provinsi Lampung dan BPDASHL Way Seputih-Sekampung.

Dia mengatakan, pihaknya bersama Purino SIG Itera siap mendukung dalam hal penggunaan informasi data spasial sebab dalam pengelolaan suatu wilayah, pemanfaatan informasi data spasial sangat strategis dan berperan penting mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga monitoring dan evaluasinya.

Pada akhirnya proses pengelolaan tersebut bisa dianalisis bukan hanya informasi kualitas dan kuantitasnya, namun juga informasi keruangannya (spasial), katanya.

Sekretaris Dinas Kehutanan Provinsi Lampung Rustam Efendi mengatakan. keterlibatan tim Itera dalam mendampingi pengelolaan hutan merupakan tindak lanjut kerja sama antara Prodi Teknik Geomatika dan Purino SIG Itera dengan Dinas Kehutanan Provinsi Lampung dan BPDASHL Way Seputih-Sekampung.

Dalam waktu dekat tim Itera akan melakukan pemetaan lahan garapan. Dengan pemetaan lahan garapan yang baik masyarakat akan lebih percaya diri dalam menggarap. Di sisi lain pemerintah akan lebih mudah dalam mendampinginya, kata dia.

Menurut Rustam perhutanan sosial, sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan masyarakat, praktiknya di lapangan dipengaruhi berbagai tantangan baik dari sisi lingkungan ataupun sosial budayanya.

Dengan pola perhutanan sosial keseimbangan antara dinamika lingkungan dan sosial budaya akan terwujud untuk menciptakan hutan lestari dan masyarakat yang sejahtera, ujarnya.

Sementara Kepala BPDASHL WSS Idi Bantara berharap perhutanan sosial di KPH Gunung Balak akan menjadi terobosan dalam pengelolaan hutan di Provinsi Lampung dan terus hingga nasional.

Menurutnya, pola pengelolaan itu mengedepankan kearifan lokal dengan menggunakan bibit tanaman unggul asli kawasan tersebut, alpukat siger sibatu.

Dengan begitu masyarakat lebih yakin dengan tanaman yang mereka tanam, terutama secara nilai ekonominya. Sehingga hutan menyejahterakan hidup masyarakatnya, dan masyarakat turut serta melestarikan hutan, kata dia. (gali)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini