BANDAR LAMPUNG – WARTAALAM.COM, Sejumlah akademisi, pengusaha, birokrat, tokoh masyarakat, pelaku usaha dan praktisi hukum berkumpul di “Rumah Rakyat” yang berdiri anggun di atas Kompleks Institute Satmakura Campang Raya-Bandar Lampung, Sabtu (09/05/2020).
“Laboratorium Mini Satmakura di Campang Raya ini dapat dikembangkan menjadi Model Inkubator Bisnis Terpadu Satmakura atau Lampung Initiative”, gagas Dr. Ir. Erwanto, MS saat menyampaikan paparannya dihadapan peserta rapat koordinasi terkait rencana kerja yang diselenggarakan Yayasan Darul Aufiya Al-Mukhlisin.
Hadir dalam pertemuan yang dipimpin oleh Ketua Yayasan Darul Aufiya Al-Mukhlisin, mantan Plt. Kepala Biro Perekonomian Pemprov Lampung yang sudah memasuki masa purna tugas, Ir. Hazai Fauzi, MM tersebut diantaranya penggagas gerakan Satmakura, Dr. HR Mochtar Sany F. Badrie, akademisi Dr. Ir. Hi. Wan Abbas Zakaria, MS., dan sejumlah pelaku usaha, kalangan birokrat dari lingkup Pemerintah Provinsi Lampung dan praktisi hukum.
Sebelum acara dimulai, peserta rakor diajak keliling Kompleks Institute Satmakura bertindak sebagai quide, Fuaddi Prayitno dari Manajemen Satmakura. Dihadapan tamunya, Fuaddi Prayitno memaparkan area seluas 204 ha yang membentang satu hamparan termasuk bukit hijau yang penuh ditanami akasia kedepan akan dijadikan tempat percontohan pertanian terpadu.
“Area ini pernah alami masa membanggakan, di era 2000-an menjadi destinasi rujukan dan tempat pengembangan pelatihan pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan UMKM,” tutur Fuaddi Prayitno.
Masih menurut Fuaddi Prayitno, kedepan area ini akan dikembangkan lagi, termasuk berdirinya Yayasan Darul Aufiya Al-Mukhlisin ini menjadi salah satu lokomotif perubahan dimaksud. Henita Astuti, peneliti muda dari Badan Penelitian dan Pengembangan Inovasi Daerah (Balitbangda) Lampung yang kini menjadi Kasie Kelembagaan dan Kemitraan Usaha pada Dinas Perkebunan Prov Lampung menyambut gembira rencana pengembangan kawasan Institute Satmakura Campang Raya, terlebih ketika mendengar paparan Dr. HR Mochtar Sany bahwa kopi Lampung menjadi salah satu komoditi yang akan didongkrak untuk dieksport ke China.
“Negeri Tiongkok menjadi pasar bagus untuk kopi kita. Saat ini selain sedang membuat dermaga kopi curah kita juga melakukan perluasan areal tanaman kopi baru untuk mendapatkan standar kualitas kopi yang diminati China,” ungkap Mochtar Sany.
Sementara itu, Lili Mawarti, Plt Kadisnakkeswan Provinsi Lampung yang juga hadir menanggapi positif rencana pengembangan ternak sapi yang digagas gerakan Satmakura. Menurut Lili Mawarti itu sejalan dengan visi-misi Gubernur Lampung Bapak Arinal Djunaidi yang ingin Lampung menjadi lumbung pangan dan lumbung ternak. *** (ES.007)