Turki Terus Lancarkan Operasi Militer di Suriah Meski Dikecam AS

0
418
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Foto (Yasin Bulbul / Pool via AP).

Ankara, WARTAALAM.COM — Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersumpah untuk terus melancarkan operasi militer terhadap pasukan Kurdi Suriah. Hal ini disampaikan Erdogan di tengah ancaman sanksi-sanksi baru dari pemerintah Amerika Serikat dan ancaman negara-negara lain.

Presiden AS Donald Trump, yang perintahnya menarik pasukan AS dari perbatasan Suriah-Turki telah memicu intervensi militer Turki tersebut, mengatakan bahwa Washington kini akan berupaya untuk menengahi gencatan senjata.

Menteri Pertahanan AS Mark Esper pun mendorong keras Turki untuk menghentikan serangan-serangan militernya sebagai awal untuk negosiasi gencatan senjata. Esper bahkan mengingatkan adanya “konsekuensi serius” jika Turki tidak menghentikan operasi militernya.

Namun Erdogan bersumpah bahwa operasi militer terhadap pasukan Kurdi di Suriah tersebut “tak akan berhenti”.

“Sekarang ada ancaman-ancaman yang datang dari kanan dan kiri, menyuruh kami untuk menghentikan ini,” ujar Erdogan. “Kami tak akan mundur,” tegasnya seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (12/10/2019).

Sebelumnya, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin menyatakan bahwa Trump berencana untuk menjatuhkan sanksi “sangat kuat” terhadap pemerintah Turki.

“Kami berharap kami tidak harus menggunakannya tetapi kami dapat mematikan perekonomian Turki jika perlu,” katanya.

Sementara itu, PBB menyatakan bahwa serangan-serangan militer Turki ke posisi-posisi Kurdi di Suriah timur laut telah menyebabkan sekitar 100 ribu orang meninggalkan rumah mereka.

“Diperkirakan 100.000 orang telah meninggalkan rumah-rumah mereka,” demikian pernyataan PBB yang dirilis di hari ketiga operasi militer Turki terhadap Kurdi di Suriah.

Dengan didukung para militan Suriah, militer Turki pada Rabu (9/10) waktu setempat telah memulai serangan udara dan darat terhadap kelompok milisi Kurdi, Kurdish People’s Protection Units (YPG) yang didukung Amerika Serikat.

Pemerintah Turki telah sejak lama menentang dukungan AS pada YPG dalam perang melawan kelompok ISIS. Ankara menyebut milisi tersebut sebagai cabang “teroris” dari kelompok pemberontak Kurdi di wilayah Turki, yang selama ini kerap melancarkan serangan. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini