TUBABA, WARTAALAM.COM – Pemerintah Tiyuh (desa) Panaragan Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) utarakan keinginannya memugar situs Keramat Gemol. Keterangan ini disampaikan langsung Kepalo Tiyuh Panaragan, Zaibun Mu’in kepada wartawan WartaAlam.com, saat berkunjung di kediamannya, Sabtu (05/10/2019).
“Keramat Gemol adalah situs sejarah peninggalan oyang kami yang sudah lama dikenal orang, hingga hari ini masih banyak orang berziarah, yang datang dari luar daerah bahkan dari tanah Jawa”, terang Zaibun Mu’in.
Keramat Gemol diyakini merupakan makam Minak Gemol, nama lain dari Minak Indah bin Tuan Rio Sanak, panglima perang sakti mandraguna. Dituturkan oleh sesepuh Tiyuh Panaragan, karena sombong dan melanggar adat, Minak Indah kemudian ditakdirkan tewas oleh sebuah tombak igel duduk milik Paduka Nunyai.
Niat Zaibun Mu’in memugar situs tersebut untuk merealisasikan keinginan warga. Menurutnya, Keramat Gemol bila dikelola dengan baik bisa menjadi obyek wisata religi.
“Keramat Gemol itu situs penting untuk menelusuri sejarah peradaban nenek moyang kami. Karena bertaut erat dengan situs-situs lain yang ada di Lampung khususnya. Pengembangannya bertalian dengan kejayaan Kerajaan Sriwijaya di Sumatera dan Kerajaan Majapahit serta Kerajaan Banten di Tanah Jawa”, terang Zaibun Mu’in.
Ia menjelaskan, tak jauh dari Keramat Gemol terdapat 2 situs lain yang letaknya tidak berjauhan, yaitu Situs Benteng Keramat Gemol dan situs Benteng Prajurit Potinggelang yang berada di hulu Way Gemol masyarakat setempat menyebutnya Umbul Gemol dan Umbul Lebung.
Saat ini, sisa peninggalan benteng-benteng tersebut hanya berupa galian parit besar dengan lebar antara 4-6 meter yang mulai cekung karena pendangkalan akibat perluasan usaha tani warga. Kepemilikan area pun ada ditangan warga yang oleh pemiliknya ditanami singkong atau dijadikan perkebunan karet.
Kondisi itu menjadi keprihatinan masyarakat adat setempat. Satria Ali, generasi muda yang juga adalah tokoh pemuda Tiyuh Panaragan berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat segera menunjukkan iktikatnya menjaga situs-situs bersejarah yang ada. Satria Ali juga menyebut beberapa situs lain yang ada di tiyuhnya diantaranya Makam Tuan Rio Sanak di Gunung Jaway (baca; jawi).
“Kalau kita belum mampu membangunnya saat ini tak apalah, tetapi lahirkan dulu niat dengan menerbitkan aturan penetapan cagar budaya tempat-tempat tersebut. Jangan sampai tergerus kepentingan ekonomi akibatnya situs menjadi rusak bahkan hilang”, pinta Satria Ali, sebagaimana disampaikan intelektual muda Panaragan itu lewat WartaAlam.com (Sabtu, 05/10/2019).
Berlokasi di RK 3 Tiyuh Panaragan tepatnya berada di tepi Sungai Way Kiri, peziarah dapat menjangkaunya melalui perjalanan darat maupun sungai. Perjalanan darat berjarak kurang lebih 3 km dari jembatan Panaragan atau 12-15 km dari destinasi wisata Tugu Rato naga Besanding melalui jalan poros Panaragan – Tegal Mukti Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan.
Sebelumnya sudah pernah dipugar tahun 2002 oleh Pemkab Tulang Bawang, sebelum dimekarkan menjadi Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kondisi jalan masuk ke areal dari jalan poros sudah di lapen tetapi kondisi batunya mulai tabur, Pemerintah Tiyuh Panaragan berencana pengerasan jalannya akan di hotmix. (ES.007)
Wartawan : Elia Sunarto