Bellingham Bisa Menjadi “Game Changer” bagi Inggris

0
321
Striker Iran Mehdi Teremi #9 (tengah) menyundul bola di samping gelandang Inggris #22 Jude Bellingham pada laga pembuka Grup B antara Inggris melawan Iran di Stadion Internasional Khalifa, Doha, (21/11/2022). (AFP)

JAKARTA, WARTAALAM.COM – Jude Bellingham memiliki potensi sebagai pemain yang memberikan perubahan signifikan bagi tim nasional Inggris saat Piala Dunia 2022 di Qatar setelah sang pemain gelandang menunjukkan kebolehannya di pentas dunia itu.

Bellingham tiba di Qatar dengan digadang-gadang sebagai calon bintang Piala Dunia menyusul penampilannya yang matang bersama Borussia Dortmund dan tim nasional Inggris pada tahun lalu.

Sang pemain berusia 19 tahun melebihi ekspektasi dengan permainan yang dewasa yang membantu Inggris menghancurkan Iran 6-2 pada laga pembuka Grup B, Senin.

Bellingham tak menunjukkan tanda-tanda demam panggung saat seluruh mata dunia tertuju padanya ketika sundulannya yang terukur membantu Inggris unggul pada babak pertama.

Gol pertamanya untuk Inggris itu membuat Bellingham menjadi pencetak gol termuda kedua Inggris di Piala Dunia setelah Michael Owen.

Cepatnya perkembangan Bellingham tidak mengejutkan kiper Inggris Jordan Pickford, pemain veteran yang telah menjalani sejumlah turnamen besar dan terkesan dengan sejumlah kelakuan para pemain muda pada Piala Dunia pertamanya.

“Dia anak yang luar biasa, masih muda tapi sangat dewasa. Saya rasa dengan dia berada di Dortmund Anda bisa melihat dia memiliki kualitas pemimpin sebagai kapten di sana,” kata Pickford dikutip AFP, Kamis (24/11/2022).

“Performanya pada malam itu tak disangka-sangka dalam debutnya di Piala Dunia. Luar biasa.”

Apabila Bellingham dapat mempertahankan performa dinamisnya melawan Amerika Serikat pada pertandingan kedua Inggris di Grup pada Jumat, negaranya memiliki peluang besar menang dan menjamin tempat di 16 besar.

Bagi manajer Inggris Gareth Southgate, peran Bellingham mewakili evolusi taktis dari seorang pelatih yang sebelumnya dicemooh karena pendekatan konservatifnya.

Pada Piala Dunia 2018, ketika Inggris dikalahkan Kroasia di semifinal, dan Euro 2020, ketika mereka kalah di final lewat adu penalti dengan Italia, para anak asuh Southgate dilumpuhkan kurangnya naluri membunuh.

Kehati-hatian bawaan itu terlihat jelas dari pemilihan Declan Rice dan Kalvin Phillips Southgate sebagai sepasang gelandang bertahan melawan Italia, sementara ia bermain dengan tiga bek tengah dan Jordan Henderson dalam peran lini tengah yang merusak ketika melawan Kroasia.

Phillips dan Henderson dibawa ke Qatar, tapi Southgate pada akhirnya siap untuk mengesampingkan pendekatan pragmatisnya karena kemunculan Bellingham.

Melawan Iran, Bellingham diberi kebebasan untuk ikut menyerang dan memberikan efek yang menghancurkan.

“Saya pernah bilang saya ingin mencetak lebih banyak gol untuk Dortmund dan Inggris. Ini momen yang membanggakan bagi saya,” kata Bellingham.

Selain mencetak gol pembuka Inggris, Bellingham, dengan ketenangan dan kekuatannya membantu Harry Kane menyediakan umpan silang untuk gol Raheem Sterling.

Bellingham juga mengirim Callum Wilson berlari di sayap kanan lewat umpan sangat terukur jelang peluit panjang, sebelum diakhiri eksekusi gol Jack Grealish.

Bellingham tak hanya muncul pada saat-saat Inggris melakukan serangan mematikan, ia juga memastikan dirinya kembali ke posisinya di samping Rice saat memerlukan permainan lebih bertahan.

Yang lebih mengejutkan lagi, dua tahun lalu, Bellingham masih bermain di liga kasta kedua Inggris bersama Birmingham.

Dia baru 18 kali tampil dalam pertandingan internasional bersama Inggris namun telah dibandingkan dengan Frank Lampard, Bryan Robson dan Stevan Gerrard, para legenda timnas Inggris yang bakat individunya tercakup dalam kehadiran lini tengah serba guna Bellingham. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini