BANTEN – WARTAALAM.COM – Kegempaan vulkanik Gunung Anak Krakatau ( GAK) yang berada di Perairan Selat Sunda antara Provinsi Banten dan Lampung kini kembali tidak beraktivitas, padahal pada Minggu (6/2) ketinggian asap mencapai 1.500 meter.
“Kami melihat sepanjang dini hari sampai pagi ini belum tercatat gempa letusan,” kata Kepala Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau ( GAK) di Pasauran Anyer, Banten, Deni Mardiono, Senin.
Meski Anak Krakatau tidak kembali beraktivitas, namun masyarakat tetap mewaspadai.
Aktivitas GAK sepanjang Minggu (6/2) terekam visual seismograf tercatat tujuh kali letusan dan asap ketinggian 1.500 meter.
Selain itu juga hembusan berkisar antara 25 sampai 50 meter dengan amplitudo 0,5 – 42 mm, delapan kali vulkanik dangkal dan tujuh kali hembusan.
Dengan demikian, kini status Anak Krakatau waspada level II, sehingga nelayan maupun pelaku pelayaran tidak boleh mendekati kawah gunung karena bisa membahayakan.
Mereka hanya diperbolehkan dua kilometer dari kawah gunung sehubungan terjadi erupsi hingga letusan tujuh kali.
Warga diminta waspada dengan mengikuti anjuran yang dikeluarkan pemerintah daerah setempat.
“Kami minta warga tetap tenang juga tidak mudah menerima informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan atau berita hoaks, ” katanya.
Ia mengatakan, letusan erupsi GAK yang terjadi Minggu (6/2) relatif kecil dan merupakan siklus periode empat tahunan.
Kegemparan vulkanik yang memicu peningkatan erupsi letusan GAK sebetulnya sudah terjadi sejak 3 Februari 2022.
Saat ini, ketinggian GAK di Selat Sunda 158 meter dari sebelumnya 338 meter.
Namun, kata dia, letusan GAK itu tidak terekam mengeluarkan suara dentuman.
“Kami berharap masyarakat pesisir tetap tenang dan tetap waspada,” katanya.
Sementara itu, berdasarkan pemantauan, Senin, aktivitas masyarakat pesisir Pantai Anyer dan kawasan Anyer relatif normal.
Warga seperti biasa melakukan kegiatan ekonomi dengan membuka usaha warungan juga pegawai tetap bekerja.
Bahkan, arus lalu lintas ramai baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
“Kami hingga kini tidak terpengaruh adanya erupsi Anak Krakatau, namun kini gelombang cukup tinggi disertai angin kencang,” kata Rudiman, seorang warga Pasauran Kabupaten Serang. (*)