Menteri KKP Serap Masukan Petambak Bumi Dipasena

0
116

TULANG BAWANG – WARTAALAM.COM – Menteri Kelautan dan Perikanan.Republik Indonesia Wahyu Sakti Trenggono kunjungi dan menyerap masukan dari petambak di Kawasan Tambak Bumi Dipasena, Rawajitu Timur, Kabupaten Tulangbawang, Selasa (15/6/2021).

“Kunjungan kesini saya mau melihat langsung para petambak udang yang ada di Kawasan Tambak Bumi Dipasena. Sekaligus mendengarkan masukan dari petambak yang ada di lokasi,” katanya.

Menurutnya, petambak udang yang menginginkan adanya revitalisasasi dan solusi yang komprehensif di pertambakan mereka, yaitu adanya komitmen dari masyarakat untuk maju bersama, tidak hanya untuk meminta bantuan.

Menurut dia. syaratnya menjadi tambak modern, pertama adanya irigasi/air tambak, ada tandon, ada instalasi pengolahan limbah, Kolam budidaya, ada pakan mandiri, ada penyuplai, dan laboratorium.

Integrasi ini harus menjadi satu kesatuan, dan masyarakat melihat itu dari transparan, seperti harga yang transparan, semuanya transparan. Ini demokrasi ekonomi, katanya

Jika syarat itu dipenuhi, kata dia, maka akan permanen.

Kalau pakan dan bibit dari mana-mana yang akan terjadi adalah pertempuran pasar. Dan kasian objeknya para petambak, ujarnya

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Petambak Pembudidaya Udang Wilayah Lampung (P3UW Lampung), Suratman mengatakan, pihaknya siap bersinergi dan bergandengan tangan bersama jajaran pemerintah, baik pusat maupun daerah.

Termasuk pihak terkait lainnya dalam upaya untuk membangkitkan kembali tambak udang Dipasena.

Suratman berharap Pemerintah dapat mendukung beberapa hal yang menjadi kendala bagi petambak Dipasena.

Kendala itu antara lain perbaikan jalan nasional Simpang Penawar- Rawajitu sepanjang 68 kilometer, penambahan alat berat untuk revitalisasi saluran air, dan pengadaan faskes rawat inap.

Sebagai informasi, Tambak Bumi Dipasena memiliki luas sekira 16.250 hektare, dengan jumlah tambak 17.139 petak.

Dari luasan tambak tersebut, 6.800 hektare merupakan lahan pertambakan mandiri (sertifikat hak milik), dan 9.450 hektar merupakan lahan perusahaan (hak guna usaha).

Komoditas udang yang disebar di 17.139 petak yaitu udang vannamei 99 persen. Dengan jumlah KK petambak 6.500 keluarga, dan produksi 30-70 ton/hari.

Adapun kebutuhan harian yang diperlukan yaitu benih udang 3-7 ton/hari, pakan 45-105 ton/hari, obat-obatan 50 ton/hari, dan es 120-280 ton/hari.

Penjualan udang selama setahun mampu mencapai Rp1,08 triliun. Dengan rata-rata hasil produksi bulanan Juni 2020-Mei 2021 sekira 15.895 ton/bulan atau 44,15 ton/hari.

Adapun beberapa hal yang sudah dilakukan P3UW seperti melakukan  penggalangan dan swadaya masyarakat melalui program investasi Rp.1.000/kg, melakukan revitalisasi mandiri, melakukan penanaman mangrove, melakukan monitoring udang, perbaikan pola kemitraan bagi hasil melalui koperasi, dan perbaikan jalan darat melalui P3UW. (amar)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini