Dorong Popularitas Batik Lampung, Dekranasda Gelar Festival Batik Lampung 2019

0
1256

Bandar Lampung, WARTAALAM.COM — Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Lampung menggelar Festival Batik Lampung 2019 untuk mendorong popularitas batik Lampung serta dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober di halaman Gedung Dekranasda, Rabu (30/10).

Acara yang berlangsung selama dua hari yaitu Rabu dan Kamis, 30-31 Oktober 2019 tersebut diikuti oleh 15 pengrajin batik dari kabupaten/kota se-Provinsi Lampung.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Lampung Fahrizal Darminto saat membacakan sambutan Gubernur Lampung mengatakan bahwa seiring ditetapkannya batik sebagai warisan budaya tak benda pada 2 Oktober, kain batik sudah banyak digunakan tokoh-tokoh dunia baik dalam acara formal maupun nonformal.

Fakhrizal Darminto mengungkapkan bahwa pelaksanaan festival batik salah satunya bertujuan untuk meningkatkan dan mendorong popularitas batik, serta meningkatkan ekonomi masyarakat.

“Melalui Festival Batik Lampung ini saya berharap, ke depannya agar Dekranasda Provinsi Lampung dapat terus berperan aktif dalam menumbuhkembangkan perekonomian masyarakat Provinsi Lampung. Selain memperkaya budaya Indonesia tentunya dapat membantu tumbuhnya UMKM masyarakat Lampung,” kata Fakhrizal.

Sekda Pemprov Lampung turut juga melakukan pencoretan batik pertama bersama ketua Dekranasda Provinsi Lampung, dan dilanjutkan dengan fashion show dari pengrajin batik Lampung, serta peragaan batik oleh Ketua Dekranasda dan Sekda Pemprov Lampung.

Ketua Panitia Pelaksana Festival Batik Lampung 2019 Ansori Djausal mengatakan bahwa festival ini diselenggarakan untuk memperkenalkan dan melestarikan motif-motif batik Lampung.

“Acara ini juga diharapkan dapat meningkatkan dapat mengangkat kearifan lokal budaya yang ada di Provinsi Lampung. Pelajar juga kami undang untuk mempelajari dan mengenal tentang batik Lampung lebih jauh,” ujar Anshori Djausal.

Anshori mengatakan, festival itu juga nantinya akan diadakan demo membatik, fashion show yang diikuti Asosiasi Batik Lampung dan pengrajin batik dari 15 kabupaten/kota.

Pada kesempatan itu Ketua Dekranasda Provinsi Lampung Riana Sari Arinal mengatakan batik merupakan warisan nusantara yaitu budaya tak benda yang telah dikukuhkan oleh Unesco pada 2 Oktober 2009.

“Motif-motif batik Lampung yang berkembang saat ini merupakan sebagian diambil dari motif-motif pada kain tradisional Lampung yang telah berkembang sebelumnya. Motif-motif batik Lampung yang berkembang saat ini seperti motif gamolan, siger, kupu-kupu dan gajah. Hal itu merupakan simbol perkembangan budaya yang diaplikasikan dalam motif batik, diangkat dari akar budaya daerah masing-masing,” ujar Riana Sari.

Riana Sari mengatakan, usaha untuk memajukan batik Lampung harus melibatkan semua unsur, baik pemerintah daerah, swasta, dan para pengrajin. Pengrajin diharapkan dapat terus melakukan inovasi untuk memajukan kreasi batik Lampung.

Batik motif lada dan badak khas Kabupaten Lampung Timur hadir di Festival Batik Lampung.

“Batik ini merupakan batik khas Kabupaten Lampung Timur, kami perwakilan dari dinas perindustrian dan perdagangan hadir di Festival Batik Lampung untuk mempopulerkan batik lada dan badak,” ujar Lia salah seorang perwakilan dari Kabupaten Lampung Timur.

Menurut Lia, batik lada dan badak dipilih sebagai ciri khas Lampung Timur, karena keduanya mudah ditemukan di Lampung Timur.

“Kami memilih badak sebagai motif khas karena, Lampung Timur memiliki konservasi badak di Way Kambas serta telah menjadi ikon di masyarakat, dan lada merupakan komoditas unggulan Lampung Timur sehingga kami ingin mempopulerkan kembali melalui motif batik,” ujarnya.

Batik khas Lampung Timur di bawah label “Batik Abekhu”, di dominasi dengan warna-warna terang yang semakin memperindah motif lada dan badak.

“Sebenarnya motif batik khas Lampung Timur tidak terbatas lada dan badak, ada juga motif kapal dan gunungan namun motif tersebut motif umum di Lampung, sehingga kita lebih menonjolkan motif lada dan badak sebagai ciri khas Lampung Timur,” ujarnya.

Menurutnya, harga yang di bandrol untuk satu lembar kain batik lada dan badak di jual bervariasi sesuai dengan jenis kain yang digunakan.

“Harga untuk kain katun biasa berkisar Rp110.000 hingga Rp150.000 per helai kain batik, sedangkan untuk kain satin katun dan sutera dijual Rp200.000 hingga Rp400.00 per helai kain batik,” ujar Lia.

Menurut Lia, melalui kegiatan Festival Batik Lampung, masyarakat dapat mengenal lebih luas motif batik dari seluruh kabupaten di Provinsi Lampung. (dbs)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini