Pembunuh Karyawan SPBU Umumkan Aksinya Pakai Pengeras Suara Masjid

0
625

Jember, WARTAALAM.COM — Warga Desa Jambearum, Kecamatan Puger, Jember dihebohkan kasus pembunuhan terhadap seorang penjaga malam SPBU. Tumin (55) yang bekerja sebagai penjaga malam di SPBU Jambearum, tewas dibacok tetangganya saat sedang bekerja. Pelaku pembunuhan, Iwan (30), warga Dusun Krajan, Desa Jambearum, sempat mengumumkan kematian korban lewat pengeras suara masjid.

Pembunuhan terjadi di SPBU Jambearum, Puger, Jember, Jawa Timur, dinihari tadi. Beberapa saat setelah melakukan pembunuhan, Iwan justru mengumumkan sendiri aksi sadisnya melalui pengeras suara di masjid. Aksi itu ia lakukan menjelang salat Subuh berjemaah di masjid dekat rumahnya.

“Ketika Subuh tadi, Iwan ini tiba-tiba azan di masjid. Lalu salawatan, kemudian mengumumkan bahwa Pak Tumin baru saja meninggal dan sayalah yang membunuh,” ujar Elis Suprihatin, tetangga depan rumah korban yang mendengar langsung pengumuman aneh itu, Rabu (9/10).

Sembari mengakui perbuatan dosanya, Iwan tak lupa mendoakan korban Tumin. Ia juga meminta maaf atas perbuatannya itu. “Terus dia bilang begini, semoga segala dosa Pak Tumin diampuni oleh Allah SWT dan aku Iwan minta maaf kepada semua saudaraku di desa ini,” papar Elis menirukan ucapan nyeleneh Iwan.

Aksi Iwan rupanya masih berlanjut setelah salat subuh. “Dia menabuh gendang (semacam rebana) milik masjid, sambil teriak-teriak, nggak jelas. Kayak orang gila itu,” lanjut Elis.

Setelah itu, Iwan pun pergi ke Polsek Puger untuk menyerahkan diri dan mempertanggungjawabkan perbuatannya. “Setelah salat subuh, pelaku datang ke polsek. Kemudian, anggota SPKT bersama Unit Reskrim Polsek Puger langsung menuju ke TKP,” ujar AKP Ribut Sugiarto, Kapolsek Puger saat dikonfirmasi.

Di TKP yakni SPBU Jambearum, polisi menemukan jenazah korban bersimbah darah. “Kejadiannya di depan pintu ruang tamu SPBU. Korban dibacok di kepala bagian belakang. Juga di pipi sebelah kanan yang mengarah ke leher,” papar Ribut.

Diduga karena luka yang parah, korban langsung meninggal seketika di lokasi. “Ada lima luka bacok yang kita temukan,” lanjut Ribut.

Polisi langsung membawa jenazah roban ke Rumah Sakit Daerah (RSD) Balung guna menjalani otopsi. “Kita masih mendalami motif pelaku melakukan aksi tersebut,” pungkas Ribut.

“Mereka berdua selama ini memang teman main. Sebelumnya, korban sempat berjanji, kalau sudah gajian, akan memberi uang kepada pelaku untuk membeli miras. Tetapi beberapa kali ditagih, korban tidak juga kasih uang, sehingga pelaku marah dan emosi,” ujar AKP Ribut Sugiarto, saat dikonfirmasi di lokasi kejadian beberapa saat sebelum olah TKP.

Sebelum membunuh, pelaku sempat terlebih dulu menganiaya korban. Korban akhirnya dibacok menggunakan parang yang memang kerap dibawa pelaku.

“Tidak disebutkan berapa nominal uang yang diminta. Sekarang pelaku sudah ditahan di Mapolres Jember dan kasusnya ditangani Satreskrim Polres Jember,” papar Ribut.

Tim Inafis dari Polres Jember diterjunkan dalam olah TKP dan pengumpulan barang bukti. “Dari hasil pemeriksaan petunjuk CCTV (di SPBU), alat bukti serta pemeriksaan dua orang saksi, tersangka melakukan aksi secara sendirian dan berencana. Jadi kita kenakan tersangka dengan pasal 340 subsider 338 KUHP tentang Pembunuhan Berencana, dengan ancaman seumur hidup minimal 20 tahun,” tutur Kapolres Jember, AKBP Alfian Nurrizal saat dikonfirmasi di Mapolres Jember.

Indikasi pembunuhan berencana juga terlihat dari dibawanya golok yang ditutupi tersangka menggunakan daun pisang.

Dari rekaman kamera pengawas dan bekas jejak pembunuhan, menunjukkan tidak ada perlawanan sama sekali dari korban yang memang sudah menjelang lansia tersebut.

Korban selama ini memang sering ditemani pelaku saat jaga malam. “Pak Tumin itu sering cangkruk (nongkrong) bareng Iwan di SPBU. Bahkan Pak Tumin sering beri uang ke Iwan sambil menasehati, kalau mau mabuk, jangan di SPBU sini,” tutur Sumarno, salah satu warga sekitar yang mengenal pelaku dan korban.

Melihat uniknya aksi pembunuhan Iwan dengan mengumumkan sendiri perbuatan kejinya lewat speaker masjid, banyak yang mengira pelaku memiliki gangguan jiwa. Belum dipastikan hal tersebut. Namun dari keterangan beberapa tetangga, Iwan memang punya kebiasaan buruk. Selain kerap mengonsumsi minuman keras, Iwan juga menggunakan pil koplo. Di sisi lain, Iwan juga memiliki nasib malang, karena sejak lama ditinggal ibunya.

“Dia itu sekolah cuma sampai kelas 3 SD. Dia tinggal sendiri. Ibunya pergi ke Jakarta untuk bekerja dan nikah lagi, tapi katanya cerai lagi,” tutur tetangga Iwan, Sumarno kepada wartawan, Rabu (9/10).

Rumah Iwan bersebelahan dengan rumah sang paman, yang saat ini sedang sakit-sakitan. Tidak diketahui di mana ayah Iwan berada.

Sang ibu terakhir kali menjenguk Iwan beberapa tahun yang lalu, sebelum Iwan masuk penjara. Iwan memang diketahui residivis kasus kekerasan dengan senjata tajam. Sebelumnya dia memang pernah dibui.

“Ini baru beberapa tahun bebas. Tapi saat itu korbannya tidak sampai meninggal dunia, hanya luka,” papar Sumarno.

Diduga karena latar belakang itu, Iwan memiliki perilaku yang kerap bermasalah. Ke mana-mana sering membawa senjata tajam seperti parang. “Tapi dia tidak pernah bikin masalah di dusun sini. Biasanya di luar dusun ini bikin ributnya,” kata Sumarno.

Tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan yang dilakukan Iwan terjadi di luar kampung Iwan. Yakni di luar Dusun Krajan, meski sama-sama di Desa Jambearum.

“Kalau sudah mabuk karena ngepil, sudah kayak orang gila,” kata Sumarno.

Meski demikian, Iwan masih memiliki citra baik di mata tetangga. Jika tidak mabuk, Iwan kerap ramah. “Memang tingkahnya kayak jagoan, ke mana-mana bawa parang. Jadi warga banyak yang takut. Tetapi sebenarnya baik, sopan dan ramah kalau yang kenal,” tutur Elis Suprihatin, istri Sumarno.

Elis mencontohkan, saat anak perempuannya yang duduk di bangku SD bertemu Iwan beberapa hari yang lalu. Saat itu putrinya memang lagi sakit demam. “Ditanya sejak kapan sakit? Lalu dipijat tangannya. Ramah kalau ke anak kecil,” ujar Elis yang rumahnya persis di depan rumah Iwan. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini