ASDP Setorkan Deviden Rp101 Miliar

0
456

BANDAR LAMPUNG, WARTAALAM.COM – PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) akan menyetorkan dividen perusahaan sekira Rp101 miliar sebagai sumbangsih kepada negara.

Hal itu didorong transformasi perseroan sepanjang 2022 hingga kembali mengukir sejarah dengan mencetak laba tertinggi sepanjang masa Rp 585 miliar.

Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin mengatakan, dalam RUPS yang digelar Senin (26/6) lalu disahkan ASDP akan menyetorkan dividen perusahaan sekira 18 persen dari laba perseroan pada 2022 atau Rp101 miliar.

“Penyerahan deviden ini sebagai bentuk komitmen kami untuk terus berkontribusi untuk negara, khususnya mendorong program-program kerakyatan bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, Kementerian BUMN akan memberikan dividen terbesar sepanjang sejarah BUMN kepada negara senilai Rp 80,2 triliun. Dimana rincian setoran deviden BUMN kepada negara terdiri atas dividen BUMN perusahaan terbuka senilai Rp 50,20 triliun dan sisanya Rp 29,97 triliun disumbangkan BUMN perusahaan non terbuka.

Erick mengatakan, ASDP merupakan satu dari 7 BUMN non terbuka sebagai penyumbang deviden terbesar.

Dengan demikian, katanya, ASDP menjadi BUMN yang turut memberi sumbangsih kepada negara, supaya negara tidak hanya mendapatkan pemasukan dari pajak tetapi juga hasil usaha yang baik.

“Dividen untuk apa? Untuk program-program yang mendorong program kerakyatan dari pemerintah seperti sosial dan sebagainya. Inilah keseimbangan yang terus dijaga, di mana BUMN sehat mampu memberikan kontribusi kepada rakyat Indonesia,” ujarnya.

Laba Tertinggi Rp 585 Miliar

Sementara itu, manajemen ASDP berhasil melakukan terobosan operasional dan keuangan pasca pandemi Covid-19. Sehingga tahun 2022 kembali membukukan kinerja positif dengan mencetak laba bersih tertinggi sepanjang sejarah berdiri Rp 585 miliar.

Shelvy mengatakan ada dua faktor utama yang berkontribusi atas pencapaian ini. Pertama, dari sisi eksternal, dampak pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dilakukan pemerintah. Sehingga, selama tahun 2022, khususnya periode layanan Angkutan Lebaran dan Natal Tahun Baru tahun 2022, pergerakan penumpang dan kendaraan telah kembali normal, dan terus menunjukkan kenaikan.

Bahkan, pelonggaran pergerakan kendaraan dan penumpang pasca pandemi Covid-19 diperkuat dengan telah dilakukan pencabutan PPKM oleh Pemerintah pada 30 Desember 2022 sehingga masyarakat lebih leluasa dalam melakukan perjalanan.

Kedua, faktor internal, antara lain dengan pembenahan operasional dan perbaikan bisnis proses yang makin efektif dan efisien, termasuk digitalisasi ticketing di seluruh pelabuhan ASDP.

Berdasarkan laporan kinerja konsolidasian ASDP 2022 audited Januari hingga Desember 2022 tercatat membukukan pendapatan Rp 4,381 triliun, dan laba bersih Rp 585 miliar.

“Pendapatan 2022 telah melampaui dari total pendapatan dalam kondisi normal sebelum Covid-19 di tahun 2019 sekira Rp 3,328 triliun dan naik 23,4 persen dibanding realisasi tahun 2021 sekira Rp 3,550 triliun. Sementara untuk raihan laba bersih, mencapai 220,8 persen dari target, dan mengalami pertumbuhan 79,4% dari laba di tahun 2021 sekira Rp 326 miliar.

Pencapaian kinerja positif tahun 2022 turut dikontribusikan kinerja penyeberangan baik produksi perintis dan komersial (gabungan) antara lain produksi penumpang mencapai 7,6 juta orang atau naik 66 persen dibandingkan realisasi 2021 sekira 4,6 juta orang, lalu kendaraan roda 2 dan 3 sekira 4,1 juta unit atau 66 persen dari realisasi 2,5 juta unit, kendaraan roda 4/lebih mencapai 4,4 juta unit atau naik 48 persen dibandingkan realisasi 2021 sekira 2,9 juta unit, dan barang mencapai 1,3 juta ton atau -47% bila dibandingkan realisasi tahun 2021 sekira 2,4 juta ton.

“Kenaikan produksi penumpang kapal penyeberangan tidak terlepas dari transformasi termasuk digitalisasi layanan yang secara berkelanjutan dijalankan perusahaan. ASDP telah melayani 7,6 juta atau naik 73 persen dari 4,4 juta penumpang tahun 2021,” katanya.

Ia mengatakan, peningkatan jumlah penumpang juga disebabkan ketersediaan prasarana dan sarana berupa kapal, dermaga, dan pelabuhan yang memadai, serta sumber daya manusia (SDM), yang unggul dan selalu berupaya memberikan layanan terbaik kepada para pengguna jasa.

Selain itu, kinerja positif juga didukung program pengendalian biaya melalui langkah efisiensi yang ditunjukkan dengan operating ratio 66,89 persen lebih rendah dibanding 2021 sekira 72,05 persen. Selanjutnya, BOPO tahun 2022 sekira 86,06 persen lebih rendah dibanding tahun 2021 sekira 91,51 persen, menunjukkan perusahaan berhasil meningkatkan efisiensinya dengan adanya pengendalian keuangan terhadap realisasi beban pokok dan beban usaha. (***)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini