BANDAR LAMPUNG – WARTAALAM.COM – Sejumlah petani lada di Lampung mulai mengembangkan tanaman malada untuk mengantisipasi penyakit busuk pangkal batang tanaman lada yang dapat merugikan.
“Untuk mengatasi penyakit busuk pangkal batang pada tanaman lada kami sudah dibantu pemerintah daerah untuk membudidayakan tanaman malada,” kata seorang petani lada, Muhajirin, Rabu (23/6/2021).
Ia mengatakan tanaman malada tersebut saat ini masih dalam tahapan budidaya, hal tersebut dilakukan untuk meminimalisasi kerugian akibat penyakit busuk pangkal batang tanaman lada.
Awal saat diberi bantuan satu orang petani mendapatkan 130 batang malada, namun saat ini sudah mencapai 500 batang hingga 700 batang, katanya.
Menurutnya, tanpa adanya bantuan tersebut petani harus mengeluarkan biaya sekira Rp3.000 per ruas untuk membeli bibit malada.
Dengan adanya bantuan ini bisa meringankan beban petani karena perawatan tanaman lada cukup rumit dan menghabiskan banyak biaya, ujarnya.
Ia menjelaskan, budidaya malada tersebut telah dilakukan selama dua tahun terakhir.
“Kami budidayakan dahulu malada ini agar lada bisa hidup, sebab kami sistemnya stek batang antara malada dengan lada,” katanya.
Hal serupa juga dikatakan petani lada lain Rogayah.
“Sempat ada bantuan untuk malada, jadi kami sedang budidayakan agar tanaman lada di kebun bisa lebih kuat,” kata Rogayah.
Menurutnya, saat ini malada sedang dalam tahap budidaya dan diharapkan dapat menambah produktivitas tanaman lada.
Semoga tanaman lada bisa tahan dari penyakit, dan berbuah lebih banyak sehingga panen pun bisa banyak, ujarnya.
Sebelumnya diketahui Lampung memproyeksikan pada tahun 2022 produktivitas komoditas andalan Lampung tersebut dapat bertumbuh hingga total 15.819 ton dan saat ini produksi per hektare hanya 0,7 kuintal. (amar)