BANDAR LAMPUNG – WARTAALAM.COM, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila adalah harga mati. “Jika ada pihak yang akan mengganti dasar Negara Pancasila maka rakyat didukung para ulama akan membela sampai titik darah terakhir,” kata Calon Wali Kota Bandar Lampung Dr. (Can) Ir. H. Firmansyah Y. Alfian, MBA., M.Sc, Senin (29/6/2020).
Firmansyah mengatakan,saat ini, hampir semua media massa mempublikasikan ada pihak-pihak yang akan menggantikan ideologi Pancasila menjadi Trisila dan Ekasila Salah satunya soal pengajuan RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP). Hal itu tentu saja menimbulkan reaksi keras dari sejumlah elemen masyarakat.
“Kami, ulama, dan rakyat Indonesia meminta Dewan dan pemerintah untuk tidak melakukan pembahasan RUU HIP. Semua warga Negara harus mempertahankan NKRI dan Ideologi Pancasila,” kata Rektor Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya itu.
Firmansyah yang juga ikut aksi turun ke jalan menolak RUU HIP dari Masjid Alfurqon hingga Gedung DPRD Lampung, bersama masyarakat dan ulama, Jumat (26/6/2020) lalu, juga mengatakan munculnya RUU HIP menunjukkan adanya pihak dan partai politik yang ingin mengganti ideologi Negara.
“Kami dari Bandar Lampung Cerdas Berjamaah dan para ulama serta masyarakat Lampung juga akan mempertahankan Ideologi Negara Pancasila tetap utuh dan tidak ada perubahan sedikitpun,” kata Bang Firman—panggilan akrab Firmansyah Alfian.
Sehingga, lanjut Firmansyah, jika warga Bandar Lampung memberikan amanah kepada dia dan Calon Wakil Wali Kota Prof. Dr. Ir. RA. Bustomi Rosadi, M.S, pihaknya akan lebih menekan Pendidikan Moral Pancasila bagi siswa SD dan SMP. “Pendidikan Moral Pancasila sangat penting sebagai dasar pemahaman tentang ideologi negara,” kata dia.
Firmansyah juga merasa bersyukur maju Pilkada melalui jalur independen tanpa ada campur tangan partai politik yang saat ini banyak diragukan oleh masyarakat. “Munculnya RUU HIP kan pasti dari partai politik. Kami hanya membuka pikiran masyarakat Bandar Lampung, kalau ada calon dari independen yang merakyat dan didukung ulama, untuk apa pilih yang lain,” kata Firmansyah, diplomatis. (**)