LAMPUNG TIMUR, WARTAALAM.COM – Dinilai tidak manusiawi, dengan menahan insentif petugas Ili-ili, Pemerintah Desa Tegal Yoso dilaporkan LSM Gerakan Cinta (Genta) Kabupaten Lampung Timur ke kejaksaan.
Menurut Fauzi Ahmad, Rabu (26/10/2022), berdasarkan kuasa dari petugas ili-ili Desa Tegal Yosi, dengan melanjutkan kepada pihak pemerintah desa, perihal pembayaran insentif petugas ili-ili. Alasannya, insentif atau gaji petugas ili-ili Desa Tegal Yoso selama tiga tahun tidak dibayarkan.
“Mengingat persoalan ini adalah kemanusiaan, mestinya dibayar sajalah, perugas ili-ili itu juga warga Desa Tegal Yoso, lalu kenapa tidak diberikan haknya, sepertinya pemerintah desa atau bahkan kepala desa memang tidak punya kemanusian, maka kami melaporkan Pemerintah Desa Tegal Yoso ke Kejaksaan Negeri Sukadana, agar bisa diproses secara hukum, mestinya selaku kepala desa memanusiakan manusia,” ujarnya.
Perihal kemanusiaan tersebut, menurut aktivis muda Lampung Timur itu, setidaknya ada dua poin yang dilanggar: pemerintah desa, ketua, dan sekretaris P3A Desa Tegal yoso.
“Pertama membayarkan uang tidak sesuai dengan item yang ada dalam Peraturan Bupati (Perbup), anggarannya untuk gaji atau insentif petugas Ili-Ili, tapi justru disalurkan kepada yang tidak berhak, yaitu ketua dan sekertaris P3A.
Tentu berdampak pada persoalan lain, ketua dan sekretaris P3A menerima upah ganda, dari sumber yang sama, APBD Kabupaten Lampung Timur, kami dari Genta APH segera menindak lanjuti laporan kami,” katanya.
‘Demi kemanusiaan dan atas nama masyarakat Kabupaten Lampung Timur melalui Genta berharap aparat Kejaksaan Negeri menjalankan fungsinya” ujar dia.
“Kami berharap, pada Ibu Kajari yang baru dapat menindak lanjuti laporan kami, mengingat atas nama kemanusiaan dan keadilan bagi rakyat kecil, masak bekerja selama tiga tahun tidak dibayar. Padahal hanya Rp 50 ribu satu bulan, kejam kan, itu pemerintah Desa Tegal Yoso,” katanya. (fir)
