Lemkapi Apresiasi Polda Metro Jaya Tegas Tangani Aksi Kelompok Premanisme

0
169

JAKARTA, WARTAALAM.COM – Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) Edi Hasibuan menyampaikan apresiasi kepada Polda Polda Metro Jaya cukup tegas dan cepat dalam menangani bentrokan dua kelompok preman di Bekasi, Jawa Barat.

“Kapolda Metro Jaya telah tegas membersihkan Jakarta dan sekitarnya dari segala bentuk premanisme,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (6/8/2023) siang.

Dia mengatakan, tindakan tegas ke preman itu membuktikan Polri telah hadir sebagai pelayan, pelindung, pengayom dan penolong masyarakat Jakarta.

Dosen Pascasarjana Universitas Bhayangkara Jakarta juga menilai Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya telah cepat merespon terjadinya bentrokan dua kelompok preman yang selama ini meresahkan.

Polisi telah hadir memberikan keamanan dan nyaman kepada masyarakat atas bentrokan dua kelompok preman yang disertai penembakan, ujarnya.

“Bentrokan itu kalau tidak ditertibkan dengan cepat maka bisa menimbulkan keresahan terhadap masyarakat,” katanya.

Dia meminta polisi tidak sekalipun memberi ruang kepada premanisme karena bisa menimbulkan ketakutan kepada masyarakat.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya menetapkan 11 tersangka dalam kasus penembakan yang melibatkan dua kelompok massa sehingga menyebabkan GR (44) tewas tertembak di kavling Rawa Bambu Bulak, Bekasi, Jawa Barat, Minggu malam (29/10).

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi saat dikonfirmasi, di Jakarta, Senin (6/11/2023) mengatakan, sembilan tersangka sudah ditahan sedangkan dua tersangka masih menjadi buronan.

“Ini penyerangnya jumlah 6 orang dan satu meninggal dunia. Kemudian yang melakukan perlawanan itu juga 6 orang juga, dua DPO,” kata Hengki Haryadi kepada wartawan, Senin (6/11/2023).

Adapun korban tewas bernama Gaspar (44) yang diketahui merupakan kelompok Nus Kei yang menyerang kelompok John Kei.

Untuk kelompok John Kei diketahui yang melakukan perlawanan dan yang diserang.

Hengki mengatakan, peristiwa tersebut dipicu dendam terkait insiden bentrokan pada September lalu.

“Kemudian hasil pemeriksaan kami, kasus ini sebenarnya bermotif konflik antara beberapa kelompok yang sumbernya bukan di Jakarta, yang terjadi September 2023 di Maluku Utara. Jadi ini adalah motifnya balas dendam,” ujarnya.

Akibat dari dendam itu, kelompok Nus Kei berniat untuk melakukan penyerangan terhadap kelompok John Kei di Bekasi, Jawa Barat, 29 Oktober lalu dengan membekali diri dengan senjata tajam. (ril)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini