JAKARTA, WARTAALAM.COM, – Sindikat jual beli ginjal Internasional menjaring korbannya melalui akun media sosial facebook. Para korban mendapatkan uang Rp 135 juta. Sementara pengendali jaringan menerima Rp 200 juta. Padahal di pasar gelap harga ginjal mencapai Rp 2,4 hingga Rp2,7 miliar.
Dari transaksi Rp200 juta, sindikat mendapat untung Rp 65 juta. Sisanya menjadi hak para pendonor ginjal.
“Sindikat menerima pembayaran Rp 200 juta, Rp135 juta dibayar ke pendonor,” ujar Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi di Polda Metro Jaya, Jum’at (21/7/2023).
Menurut Hengki para korban TPPO oleh tersangka akan disuruh menjalani observasi selama tujuh hari, sembari menunggu penerima donor.
“Kemudian dipertemukan, dilaksanakan tranplantasi, proses penyembuhan tujuh hari baru kembali ke Indonesia,” ujarnya.
Kemudian, setelah proses transplantasi berhasil, pendonor akan mendapat Rp 135 juta. Setelah mendapat bayaran, korban yang telah mendonorkan ginjalnya itu akan dipulangkan kembali ke Indonesia, apabila keadaannya sudah membaik selepas operasi.
Libatkan Imigrasi
Hanim, di antara tersangka jual beli ginjal internasional itu mengatakan, pihaknya memberikan uang Rp 3,5 juta hingga Rp 3,7 juta untuk oknum petugas Imigrasi yang memuluskan keberangkatan warga negara Indonesia (WNI) ke Kamboja
“Ya, menerima dana kalau dari saya sekira Rp 3,5 juta atau Rl3,7 juta untuk melancarkan pemberangkatan,” kata Hanim kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jumat (21/7/2023).
Menurut Hanim, oknum petugas Imigrasi berperan meloloskan para donor tanpa harus menjalani proses screening di bandara.
“Para korban lewat enggak ada pertanyaan apa-apa, anak-anak pas di loket dan langsung lolos screening,” katanya.
Bahkan, sindikat jual beli ginjal internasional juga mengelabui oknum petugas Imigrasi yang direkrutnya itu. Kepada oknum petugas Imigrasi, mereka mengatakan WNI yang diberangkatkan ke Kamboja untuk bekerja sebagai pelaku judi online.
Padahal, orang-orang itu merupakan korban yang hendak dijual ginjalnya.
“Mereka oknum petugas Imigrasi itu tahunya kalau kami diberangkatkan untuk kerja di judi online,” ujar dia.
Hanim menjadi koordinator atau pengendali semua kegiatan jual beli ginjal dari Indonesia di Kamboja. Hanim juga mengatur akomodasi dan operasional calon penderma ginjal.
Hanim juga menerima uang hasil penjualan ginjal korban dari rumah sakit dan memberikan kompensasi kepada korban.
Mantan Pendonor
Hengki Haryadi, menjelaskan dari 12 orang tersangka penjualan ginjal dengan sindikat internasional ini. 10 merupakan bagian daripada sindikat di mana dari 10 orang, 9 adalah mantan pendonor.
“Tersangka H (Hanim, red) adalah koordinator secara keseluruhan. H Ini menghubungkan Indonesia dan Kamboja,” Kata Hengki di Polda Metro Jaya.
Selanjutnya, Kata Hengki tersangka S (Septian,red) adalah koordinator Indonesia, yang secara khusus yang melayani, menghubungkan Kamboja dengan rumah sakit, menjemput calon pendonor.
“Septian ini sudah ditangkap juga. Di Kamboja Kami juga sudah menangkap atas nama Lukman,” katanya.
Menurut Hengki pelaku yang berperan mengurus paspor dan segala macam akomodasinya juga telah ditangkap. Termasuk satu orang anggota Polri berinisial Aipda M.
“Aipda M, berperan melindungi agar para sindikat tidak terlacak. Oknum anggota inj yang berusaha mencegah, merintangi, baik langsung atau tidak langsung proses penyidikan yang dilakukan tim gabungan yaitu dengan cara menyuruh membuang HP, berpindah-pindah tempat, pada intinya adalah menghindari pengejaran dari pihak kepolisian,” ujar Hengki.
Transplantasi di RS Militer Kamboja
Sindikat jual beli ginjal yang digulung Tim Gabungan Polda Metro Jaya melakukan operasi transplantasi organ di sebuah rumah sakit militer di Kamboja.
“Iya RS militer, di Phnom Pehn, di RS Preah Ket Mealea,” katanya.
Dalam proses pengungkapan, kata dia, pihaknya juga menemukan data ada 14 korban atau pendonor yang sedang melakukan transplantasi di rumah sakit itu.
Pihaknya langsung berkoordinasi dengan Bareskrim Polri dan Divisi Hubungan Internasional (Divhubinter) Polri untuk melakukan upaya penyelamatan.
Namun, informasi soal upaya penyelamatan ini bocor. Hengki mengatakan sistem birokrasi di Kamboja turut menyulitkan langkah yang dilakukan kepolisian.
“Sehingga mereka 14 korban dilarikan dari rumah sakit padahal baru operasi. Mereka sempat diinapkan di hotel depan bandara Pnom Penh itu, kemudian disewakan mobil kendaraan untuk jalan darat ke Vietnam, dari Vietnam dipulangkan ke Indobesia, baru ke Malaysia, Malaysia ke Bali,” ujarnya.
Hengki mengatakan, tim yang sebelumnya berangkat ke Kamboja kemudian kembali ke Indonesia. Para tersangka dan para korban akhirnya berhasil ditemukan di Surabaya.
Untuk tersangka anggota Polri dikenakan Pasal 22 Undang Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Jo Pasal 221 ayat (1) ke 1 KUHP.
Kemudian, pegawai Imigrasi dikenakan Pasal 8 Undang Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang TPPO. Sementara 10 tersangka lainnya dijerat Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) dan atau Pasal 4 UU Nomor 21 Tahun 2007 tentang TPPO.
Harga Organ Tubuh di Pasar Gelap
Dilansir dari berbagai sumber, pada 2014 sekira 4.761 orang Amerika meninggal saat menunggu transplantasi ginjal, sedangkan dan 3.668 lainnya keluar dari daftar karena mereka menjadi terlalu sakit untuk menerima transplantasi ginjal.
Menurut laporan Global Financial Integrity pada 2017, perdagangan organ ilegal menghasilkan antara US$840 juta dan $1,7 miliar per tahun. Praktik ilegal ini menyumbang sekitar 10 persen organ yang ditransplantasikan.
Dirangkum dari berbagai sumber harga organ tubuh manusia di pasar gelap tidak ada yang pasti, karena sulit melacak perdagangan di pasar gelap.
Namun harga organ-organ tersebut sangat fantastis karena banyak dicari orang-orang kaya di luar sana yang membutuhkannya. Berikut perkiraan harah organ di Pasar Gelap:
1. Darah (Rp4 juta atau US$367 per kantung)
Darah termasuk salah satu bagian dari tubuh yang sering didonorkan. Di Indonesia harga satu kantung darah yang berisi 500ml berkisar Rp400 ribu sampai Rp1 juta.
Namun, di Amerika Serikat satu kantungnya bisa mencapai Rp4 juta. Tak jarang darah banyak diperjualbelikan secara ilegal karena harganya yang lumayan.
2. Sumsum tulang (Rp313 juta atau US$23.000 per gram)
Menyumbangkan satu gram sumsum tulang adalah cara tercepat untuk mendapatkan uang instan dari pasar gelap. Jika proses ini dilakukan dengan benar, dan tidak akan mengalami rasa sakit, tetapi pastu ada beberapa efek samping setelahnya. Laman ranker.com menyebut harga sumsum tulang lumayan fantastis karena bisa mencapai Rp313 juta per gramnya.
3. Kornea (Rp327 juta atau US$24.000)
Kerusakan kornea dapat menyebabkan kebutaan, jadi tidak heran jika bagian tubuh ini berharga. Bagaimanapun, banyak orang di luar sana yang menginginkan bisa melihat kembali dan rela menggelontorkan uang dalam jumlah yang tak sedikit.
Laman ranker.com, menyebutka harga kornea mata di pasar gelap bisa mencapai Rp327 juta. Itu sudah termasuk biaya operasinya. Organ ini cukup mahal karena tidak bisa bertahan lama setelah pendonor memberikannya (8-12 jam).
4. Jantung (Rp1,6 miliar atau US$119.000)
Jantung sangat mahal harganya jika ingin membelinya secara legal. Dilansir dari futurism.com, harga legal jantung di Amerika serikat bisa mencapai Rp16 miliar. Namun itu terlalu mahal untuk kebanyakan orang.
Sebagian dari mereka yang tidak mampu membeli secara legal memilih untuk meratapi nasib, sedangkan sebagian lagi tetap berusaha mencarinya di pasar gelap. Harga jantung di pasar gelap bisa 10 kali lebih murah, yaitu sekitar Rp1,6 miliar.
5. Hati (Rp2,1 miliar atau US$157 ribu)
Dikutip dari laman ranker.com, penyakit hati merenggut lebih dari 31 ribu orang Amerika setiap tahunnya. Menunggu transplantasi sering kali memakan waktu terlalu lama dan biaya operasi ini juga sangat mahal bagi kebanyakan pasien.
Untuk itu, salah satu cara agar bisa bertahan hidup adalah membelinya di pasar gelap. Sebuah hati dapat dijual sekitar Rp2,1 miliar di pasar gelap.
6. Ginjal (Rp2,7 miliar atau US$200 ribu)
Ada jokes tentang menjual ginjal untuk membeli iPhone memang sering terdengar di internet. Uang yang diterima oleh pendonor ilegal ternyata hanya berkisar Rp50-60 juta rupiah, dilansir dari haveocscope.com.
Namun, jika sedang mencari ginjal dan ingin membelinya di pasar gelap maka harus merogoh kocek sebesar Rp2,7 miliar. Sangat miris, harga penjualannya tidak sebanding dengan pembeliannya.
7. Paru-paru (Rp4,2 miliar atau US$310.000)
Paru-paru yang rusak memang sulit untuk disembuhkan. Satu-satunya cara menyembuhkannya yaitu dengan mentransplantasikan paru-paru baru.
Dilansir dari haveocscope.com, pasar gelap di Eropa ada yang menawarkan sepasang paru-paru dengan harga mencapai Rp4,2 miliar. Harga yang sangat fantastis. (red)