Perlunya Etis Bermedia Digital

0
121

PRINGSEWU – WARTAALAM.COM – Internet sejatinya merupakan anugerah. Akan tetapi bisa juga menjadi bencana, manakala teknologi justru mengendalikan manusia, terutama mereka yang tanpa jiwa-jiwa beretika.

Demikian dikatakan Dr.Fauzi, M.E., M.Kom., Akt., C.A., C.M.A., tokoh pendidikan sekaligus dosen tetap STMIK Pringsewu dan pendiri Yayasan Pendidikan Startech Lampung pada Literasi Digital Nasional ‘Makin Cakap Digital’ Segmen Pendidikan Wilayah Sumatera, bertema ‘Cara Bikin Konten Belajar yang Menarik’ yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bekerja sama dengan Siberkreasi secara daring melalui zoom meeting, Kamis (30/6/2022).

Oleh karena itu, kata dia, diperlukan etika dalam berinternet atau etiket yakni tata krama dalam menggunakan internet.

“Saat kita menggunakan internet, kita harus selalu menyadari bahwa kita sedang berinteraksi dengan manusia nyata tetapi di jaringan yang lain. Jadi bukan sekadar dengan deretan karakter huruf di layar monitor, namun dengan karakter manusia sesungguhnya,” kata Wakil Bupati Pringsewu periode 2017-2022 dalam penyampaiannya yang berjudul ‘Etis Bermedia Digital’.

Terkait latar belakang mengapa harus etis dalam ruang digital, kata dia, saat dalam ruang digital berinteraksi dan berkomunikasi dengan berbagai perbedaan kultural, dan interaksi antarbudaya dapat menciptakan standar baru tentang etika.

Dengan media digital setiap warganet berpartisipasi dalam berbagai hubungan dengan banyak orang melintasi geografis dan budaya. Mereka dengan berbagai cara membangun hubungan lebih jauh dan berkolaborasi dengan orang lain.

Segala aktivitas digital di ruang digital dan menggunakan media digital memerlukan etika digital, ujarnya.

Menurut dia, etika hadir sebagai seorang bijak, yang mengingatkan kembali hakikat teknologi sebagai anugerah bagi manusia.

Etika digital ditawarkan sebagai pedoman dalam menggunakan berbagai platform digital secara sadar, tanggung jawab, berintegritas, dan menjunjung nilai-nilai kebajikan antarinsan dalam menghadirkan diri, kemudian berinteraksi, berpartisipasi, bertransaksi, dan berkolaborasi dengan menggunakan media digital.

“Mari kita rayakan teknologi, kita hormati ilmu pengetahuan, kita dukung semua bentuk kemajuan, tetapi semua harus demi mengangkat derajat manusia. Etika ada, karena kita adalah manusia,” katanya.

Literasi Digital Nasional, selain menghadirkan Fauzi sebagai narasumber, juga tampil Dr.Supawi Pawenang (Dosen Uniba Surakarta), Abdi Setiawan (KOL-Content Creator) dan Yudha Prawira Hasta sebagai moderator. (ade)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini