Tingkatkan Produksi, Lampung Mulai Gunakan Padi Hibrida

0
118

BANDAR LAMPUNG – WARTAALAM.COM – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung mulai memperluas penggunaan padi hibrida di daerahnya untuk meningkatkan produksi padi di tingkat petani.

Penggunaan benih hibrida sudah mulai banyak digunakan di sini, dengan padi hibrida jenis Mapan, ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Ketahanan Pangan Provinsi Lampung, Kusnardi, kemarin.

Ia mengatakan penggunaan padi hibrida akan terus diperluas karena mempunyai potensi, yang saat ini ada di Kabupaten Lampung Selatan seluas 250 hektare.

Potensi hibrida ini bisa mencapai 12 ton, kalau yang biasa paling hanya enam ton. Hibrida ini bagus di lahan kering, jadi akan dikembangkan terus, katanya.

Menurut dia, untuk mendukung perluasan penggunaan padi hibrida para petani, pemerintah daerah akan memasukkan penyediaan benih hibrida dalam Kartu Tani.

“Rencananya di masukkan benih hibrida ini ke Kartu Tani, jadi kebutuhan perbenihan bisa kami potong sedikit margin pemasaran agar benih lebih murah,” katanya.

Saat ini, harga benih hibrida di pasaran sedikit lebih mahal dibanding benih padi lainnya, untuk jenis padi biasa harganya Rp15.000 hingga Rp20.000 per kilogram, sedangkan hibrida dalam kisaran Rp80.000-Rp100.000 per kilogram.

“Agak lebih mahal untuk hibrida, jadi kalau bisa kami masukkan ke Kartu Tani agar ke depan petani akan makin banyak menanam jenis hibrida, karena produktivitas tinggi, saat ini sudah hampir semua mulai mencoba juga,” katanya.

Kusnadi mengatakan, di Kabupaten Lampung Timur pun telah ada sejumlah petani yang mencoba menanam padi jenis hibrida di tanah gambut.

“Sudah ada di Lampung Timur di tanam di tanah gambut, kami harapkan dengan tata cara budidaya baik, produksi tinggi, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani juga,” ujarnya.

Tanggapan positif akan rencana perluasan penggunaan padi hibrida dikatakan seorang petani asal Lampung Timur, Matsuparno, yang mengakui adanya potensi panen lebih tinggi.

“Untuk penggunaan padi jenis hibrida memang belum dilakukan, tapi kalau memang potensi panen bisa tinggi dan harga benih agak murah kami akan coba tanam,” ujar Matsuparno.

Ia mengharapkan, dengan kondisi lahan sawah tadah hujan, ke depannya penggunaan padi jenis hibrida dapat menambah penghasilan para petani akibat tingginya produksi padi.

“Sawah di sini banyak tadah hujan tidak ada irigasi, kalau memang hasilnya bagus pakai hibrida nantinya penghasilan kita dari panen juga bisa bertambah,” katanya.

Luas lahan baku sawah di Lampung pada 2019 mencapai 361.699 hektare.

Sedangkan, program pengembangan padi hibrida seluas 250 hektare di Kabupaten Lampung Selatan telah dimulai sejak awal 2021. (rls)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini