Pandeglang, WARTAALAM.COM — Kementerian Sosial (Kemensos) RI menyalurkan bantuan sosial senilai Rp1,722 miliar kepada korban bencana alam tsunami Selat Sunda di Kabupaten Pandeglang yang terjadi akhir tahun 2018.
Bantuan tersebut diperuntukan bagi 734 kepala keluarga (KK) atau 2.870 jiwa korban bencana tsunami. Penyaluran bantuan sosial (bansos) tersebut digelar di Kantor BRI Cabang Labuan, Pandeglang, Sabtu (2/11/2019).
Hadir dalam acara tersebut Direktur Jenderal (Dirjen) Perlindungan dan Jaminan Sosial pada Kemensos RI Harry Hikmat, Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Rachmat Koesnadi.
Kemudian Asda II Kabupaten Pandeglang Hj. Indah Dinarsiani, dan dari Dinsos Banten yaitu Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan serta Kepala Seksi Perlindungan Korban Bencana dan Jaminan Sosial.
Penyaluran bansos dilakukan secara simbolis dari Dirjen Perlidungan dan Jaminan Sosial kepada Asda II Kabupaten Pandeglang.
Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial pada Kemensos RI, Harry Hikmat dalam sambutannya mengatakan, total bantuan sosial yang akan disalurkan kepada korban bencana tsunami yaitu sebesar Rp2,406 miliar untuk 1.033 KK atau 4.010 jiwa.
“Artinya masih ada tanggung jawab daerah untuk ketuntasan penyaluran bantuan dari yang direncanakan tersebut. Masih terdapat 299 KK atau 1.140 jiwa dengan total nilai Rp684 juta. Kiranya hal ini perlu mendapat perhatian bersama untuk percepatan realisasi penyaluran bantuan sebagaimana yang telah direncanakan dan sesuai ketentuan,” kata Harry.
Ia mengatakan, Menteri Sosial berharap segala upaya dan bantuan pemerintah pusat sampai saat ini bermanfaat untuk para korban dan dapat membantu meringankan beban psikologis terhadap musibah bencana gempa tsunami selat sunda yang dialami beberapa waktu yang lalu.
“Kita ketahui bersama, penanganan korban bencana tsunami Selat Sunda di Provinsi Banten sudah berjalan baik sejak kejadian bencana terjadi pada tanggal 22 Desember 2018 yang lalu. Kemensos RI telah melakukan berbagai upaya penanganan dan penyaluran bantuan sosial untuk masyarakat terdampak sejak tahun 2018 yang lalu dari mulai fase tanggap darurat sampai pemulihan sosial,” ujarnya.
Ia mengatakan, dalam penanggulangan bencana perlu dilakukan sinergitas dan koordinasi yang kuat baik dari sisi pemerintah, swasta dan masyarakat.
“Untuk melakukan gotong royong dalam membantu saudara-saudara kita yang menjadi korban bencana tsunami selat sunda di Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten,” ujarnya.
Sementara, Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Rachmat Koesnadi mengatakan pada tahapannya Kementerian Sosial RI telah berupaya melaksanakan tanggungjawab fungsional sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam penanganan korban bencana, baik untuk korban bencana tsunami selat Sunda di Kabupaten Lampung Selatan maupun di Kabupaten Pandeglang beberapa waktu yang lalu.
Ia menuturkan, diawali dengan penyaluran santunan ahli waris korban meninggal dunia sebanyak 244 jiwa, dengan total dana bantuan sebesar Rp3,660 miliar. Selanjutnya penyaluran bantuan jaminan hidup korban bencana tsunami di Kabupaten Lampung Selatan untuk 320 KK/1.178 jiwa dengan total dana bantuan Rp706,800 juta.
“Bantuan stimulan pemulihan sosial bagi korban bencana alam tsunami Selat Sunda Tahun 2018, merupakan bagian dari beberapa bentuk penanganan korban bencana alam yang telah diawali dari pengerahan tagana dan pilar kesos lainnya. Kemudian penyerahan bantuan logistik hingga pengelolaan manajemen pengungsian dan layanan dukungan psikososial yang telah dilaksanakan secara terpadu dan bersinergi dengan beberapa pihak terkait,” ujarnya. (*)