Polri Tingkatkan Pengamanan Pejabat Tinggi

0
385

Jakarta, WARTAALAM.COM – Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan Polri meningkatkan kewaspadaan dalam prosedur pengamanan kunjungan pejabat tinggi, pasca terjadinya insiden penusukan tersangka teroris terhadap Menko Polhukam Wiranto di Pandeglang, Banten.

Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Christina Aryani, meminta Polri mengevaluasi standar operasional prosedur (SOP) pengamanan pejabat negara. Menurut Christine, apa yang dialami Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan keamanan, Wiranto, merupakan bentuk kecolongan petugas dalam mengawal pejabat publik.

“Sepengetahuan saya, ini pertama kali terjadi pada pejabat negara selevel menteri. Perlu dievaluasi SOP pengamanan pejabat publik seperti apa, sehingga bisa tidak kecolongan seperti ini,” kata Christine saat dihubungi reporter Alinea.id di Jakarta, Jumat (11/10).

Christine yang juga menjabat Wakil Sekretaris Jenderal Golkar ini mengatakan, evaluasi SOP diperlukan demi memastikan keamanan pejabat negara ke depan, termasuk masyarakat luas.

“Tidak hanya untuk memberikan rasa aman kepada pejabat negara dalam menjalankan tugasnya, namun penting untuk memberikan ketenangan menyangkut rasa aman tersebut kepada masyarakat,” tegas anggota DPR yang baru dilantik pada 1 Oktober 2019. 

Pengamat teroris dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menilai perlunya seleksi ketat bagi personel yang akan mengawal pejabat negara. Sebab, kata dia, level pengamanan pejabat setingkat menteri, berbeda dengan Presiden yang dikawal oleh pasukan khusus.

“Yang penting adalah kewaspadaan di lapangan yang harus ditingkatkan. Informasi keamanan yang detail disiapkan dan dipastikan dipahami oleh pelaksana. Termasuk juga dengan meningkatkan kemampuan reaksi cepat dari personel pengamanan yang melekat pada pejabat negara. Jadi lebih selektif deh, bukan asal tunjuk,” ucap Khairul.

Wiranto diserang Syahril Alamsyah alias Abu Rara, seorang anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi. Peristiwa itu terjadi saat Wiranto hendak mengunjungi peresmian gedung baru Mathla’ul Anwar, Pandeglang, Banten, Kamis (10/10) pukul 11.55 WIB.

Pihak Mabes Polri telah membantah polisi kecolongan dalam insiden tersebut. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, petugas keamanan telah melakukan pengondisian sesuai SOP, untuk mengamankan Wiranto yang merupakan pejabat VIP.

“(Pengamanan) akan kami evaluasi,” kata Brigjen Dedi dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Jumat.

Namun demikian, peningkatan kewaspadaan itu tidak serta merta akan membatasi pejabat publik dalam berinteraksi dengan masyarakat.

“Kalau untuk pejabat publik tidak bisa dibatasi untuk dekat dengan masyarakat,” katanya.

Ia menegaskan Polri tidak kecolongan terkait adanya insiden penusukan Wiranto karena Polri dan TNI telah melaksanakan standar prosedur pengawalan yang semestinya.

Tidak ada istilah kecolongan. Standar operasional prosedur pengamanan sudah dilaksanakan. Ada walpri (pengawal pribadi), ajudan, pengawal kendaraan roda dua, pengawal kendaraan roda empat, satu tim dari polsek, satu tim dari polda, satu regu dari Koramil, satu regu TNI AD,” katanya.

Pada Kamis (10/10), terjadi insiden penusukan terhadap Menkopolhukam Wiranto saat kunjungan kerjanya ke Universitas Mathla’ul Anwar (Unma), Pandeglang, Banten.

Saat itu Wiranto dan rombongan meninggalkan Kampus Unma menuju Lapangan Alun-alun Menes, Desa Purwaraja, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten, menggunakan mobil. Rencananya Wiranto akan kembali ke Jakarta menggunakan helikopter.

Saat Wiranto turun dari mobil untuk menuju ke helipad di Alun-alun Menes, tersangka Syahril Alamsyah alias Abu Rara menusuk perut Wiranto menggunakan pisau dan melukai dada kiri seorang warga bernama Haji Fuad.

Sementara istri Syahril, Fitri Andriana menyerang Kapolsek Menes Kompol Dariyanto menggunakan gunting sehingga membuat Dariyanto luka di punggungnya. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini