Lamsel Gelar Rakor Antisipasi Peningkatan Status Gunung Anak Krakatau

0
133

LAMPUNG SELATAN – WARTAALAM.COM – Erupsi terus menerus Gunung Anak Krakatau (GAK), di Lampung, Selatan yang terjadi Jumat, 22 April 2022 pukul 17.48 WIB menjadi perhatian pemerintah setempat.
Terhitung sejak 24 April 2022, GAK telah berstatus Level III (siaga).

Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) bersama jajaran terkait menggelar rapat koordinasi (rakor) mengenai antisipasi peningkatan status Gunung Anak Krakatau dari level II (waspada) menjadi level III (siaga).

Rakor tersebut dipimpin, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, Dulkahar, di Aula Rajabasa, Kantor Bupati, Rabu (27/4/2022).

Hadir dalam rapat, Staf Ahli Bidang Ekobang dan Kemasyarakatan Yespi Cory, Kepala Stasiun Geofisika (BMKG) Lampung Utara Anton Sugiharto, Ketua Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Anak Krakatau Lampung Selatan Andi Suardi, perwakilan Forkopimda Lampung Selatan serta jajaran terkait.

Kepala BMKG Lampung Utara, Anton Sugiharto mengatakan, BMKG mempunyai otoritas melakukan pengamatan tentang aktivitas tektonik GAK, sampai saat ini otoritas mengenai peringatan dini yaitu dari BMKG.

Peringatan dini apabila letusan ataupun aktivitas GAK tersebut terjadi tsunami, maka peringatan dini tsunami dikeluarkan langsung BMKG.

“Untuk GAK, sampai saat ini kami masih belum bisa memasang alat di dekat GAK karena kondisi GAK dan di pulau sekitarnya tidak ada signal, sampai saat ini pula yang kami punya alat pengukur tinggi muka air laut yaitu yang terdekat di Sebesi. Mudah-mudahan dalam tahun ini atau dalam beberapa bulan bisa terlaksana pemasangan alat,” ujarnya.

Menurut Anton Sugiharto, untuk mengantisipasi potensi terjadinya tsunami akibat peningkatan aktivitas GAK, BMKG bersama Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) – Badan Geologi terus memonitor perkembangan aktivitas GAK dan muka air laut di Selat Sunda.

Dengan meningkatnya level aktivitas GAK dari level II menjadi level III yang disampaikan PVMBG – Badan Geologi, masyarakat diminta waspada terhadap potensi gelombang tinggi atau tsunami terutama dimalam hari, sesuai dengan informasi yang disampaikan BMKG, katanya.

Sementara, Ketua Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Anak Krakatau Lampung Selatan, Andi Suardi menuturkan, sejak Senin 25 April 2022 perkembangan GAK cenderung menurun hingga saat ini, kegempaan pun sudah berkurang, terekap hanya hembusan-hembusan dari GAK dan erupsipun sudah tidak ada.

“Kecenderungannya lebih menurun, tapi tetap masih kami pantau, karena rekaman tremornya masih terekam, masih ada pergerakan berarti masih ada lavanya di sana, kami masih tetap memantau. Erupsi utama dari GAK, tidak terlalu membahayakan secara langsung, tapi yang kita waspadai erupsi sekundernya seperti abu dan kemarin seperti tsunami, jadi himbauan kami, masyarakat tetap tenang dan silahkan beraktivitas dan terutama jangan termakan isu-isu yang kurang baik,” tuturnya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Selatan, Dulkahar mengatakan, pemerintah daerah berkewajiban melindungi warga dari potensi dampak bencana, serta melakukan pengurangan risiko bencana yang terjadi.

“Pada Senin, 25 April 2022, BPBD melakukan patroli di wilayah Pesisir Lampung Selatan untuk melakukan himbauan kepada warga terkait situasi yang sedang terjadi, serta melakukan pembagian masker. Dan 26 April 2022 BPBD, bersama aparatur kecamatan dan desa pada tiga wilayah Kecamatan Bakauheni, Rajabasa, dan Kecamatan Kalianda telah melakukan pengecekan lokasi evakuasi dan rute jalur evakuasi,” katanya.

Dia menghimbau warga tidak mendekati GAK dalam radius 5 kilometer dari kawah aktif dan warga diminta tidak terpancing isu. (hen/rif/kmf)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini