

Bandarlampung, wartaalam.com— Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung terus memperkuat ekspor kopi dan kakao sebagai komoditas unggulan daerah di pasar global melalui program hilirisasi komoditas.
“Gubernur Lampung mendukung penuh hilirisasi komoditas kopi dan kakao, guna memperkuat posisi daerah di pasar ekspor global. Langkah ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi petani dan masyarakat Lampung,” ujar Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, M. Firsada, di Bandarlampung, Seni (16/6/2025).
Ia mengatakan, Provinsi Lampung yang memiliki kekayaan alam melimpah, memiliki dua komoditas strategis dengan daya saing pasar cukup baik, kopi robusta Lampung yang dikenal memiliki aroma kuat, karakter rasa khas, dan kualitas biji yang unggul dan kakao.
“Pemerintah Provinsi Lampung berkomitmen terus mendorong hilirisasi komoditas dengan cara memperkuat kemitraan petani dengan industri, membuka akses pasar ekspor yang lebih luas. Dan melakukan langkah peningkatan kapasitas petani sebagai prioritas melalui pelatihan, memberi akses teknologi, dan pembiayaan yang inklusif,” katanya.
Ia mengatakan, penguatan ekspor kopi dan kakao Lampung melalui program hilirisasi menjadi salah satu potensi besar, agar komoditas unggul lokal bisa memiliki nilai tambah yang berdampak positif bagi daerah serta masyarakat.
“Untuk mewujudkannya maka perlu semangat kolaborasi dari berbagai pihak. Saat ini hasil kerja keras petani, dan dukungan pemerintah daerah masih terus terjaga dengan baik. Kopi robusta dari Lampung yang telah lama dikenal dan dihargai di berbagai belahan dunia ini adalah buah dari kerja keras para petani dan kolaborasi dengan pemerintah daerah,” katanya.
Menurut dia, selain kopi robusta, kakao Lampung juga memainkan peran penting dalam rantai pasok industri cokelat global. Biji kakao dari Provinsi Lampung juga dikenal memiliki kualitas fermentasi yang baik, sehingga banyak dicari produsen cokelat ternama, dan harus terus dikembangkan.
“Ini adalah potensi besar yang terus kami dorong agar memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi daerah dan masyarakat,” ujar dia.
Provinsi Lampung saat ini berada di posisi kedua sebagai daerah penghasil kopi secara nasional dengan luas perkebunan mencapai 155.165 hektare.
Sedangkan produksi kopinya rata-rata didominasi kopi robusta dengan total jumlahnya mencapai 108.069 ton. Nilai ekspor kopi robusta Lampung hingga akhir Oktober 2024 sekira 132,38 juta dolar Amerika Serikat.
Masih di tahun yang sama di 2024 sektor perdagangan besar dengan realisasi pajak sekira Rp 2,7 triliun dan tumbuh 38,91 persen dari tahun per tahun di Provinsi Lampung, didukung dari adanya pertumbuhan subsektor perdagangan kopi, teh, dan kakao sekira 177,92 persen serta menjadi pertumbuhan tertinggi. (fal/ant)