Dinkes Lampung Selatan Tangani 252 Kasus DBD pada 2024

0
232

Lampung Selatan, wartaalam.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan telah menangani sekira 252 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditemukan tahun 2024.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes setempat, Jamaluddin, di Kalianda, Senin (6/1/2025) mengatakan, jumlah tersebut ditemukan dan ditangani dari Januari hingga September tahun 2024.

“Kasus DBD yang telah ditangani Dinkes, Puskesmas, hingga rumah sakit yang ada pada periode Januari hingga September 2024 sekira 252 pasien, sedangkan untuk Desember belum terdata,” kata dia.

Menurutnya, jumlah kasus DBD meningkat dari tahun sebelumnya, sebab pada 2023 pasien DBD yang ditangani Dinkes sekira 152 kasus.

“Dinkes mencatat sepanjang tahun 2023 pihaknya telah menangani 152 kasus DBD, jumlah itu meningkat di tahun ini sekira 252 kasus,” katanya.

Dengan meningkatnya kasus DBD di Lampung Selatan, pihaknya terus melakukan upaya memutus penyebaran penyakit tersebut.

Ia juga mengatakan, pihaknya terus menggencarkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sebagai langkah antisipasi lonjakan kasus demam berdarah dengue.

Tidak hanya itu, kata dia, Dinkes telah berkoordinasi dengan petugas yang ada di puskesmas untuk memberikan imbauan kepada masyarakat tetap menjaga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Menurutnya, penyebab utama keberadaan nyamuk penyebar DBD adalah hidup di lingkungan yang kurang bersih, sehingga penerapan pola hidup sehat sangat penting dilakukan, khususnya di tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Apabila warga ada yang mengalami panas, demam tanpa sebab yang jelas, segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

“Dan apabila ada gejala demam dan setelah berobat tidak ada perubahan, segera datang kembali ke pelayanan kesehatan terdekat untuk diperiksa lebih lanjut, apakah terkena DBD, apalagi di sekitar tempat tinggal sudah ada yang terkena DBD,” ucapnya.

Dinkes setempat juga menangani sekira 14.861 kasus diare selama tahun 2024.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Jamaluddin mengatakan jumlah kasus diare di wilayah tersebut mengalami peningkatan yang cukup tinggi.

“Untuk kasus diare yang dialami pasien balita periode Januari sampai Desember terdapat 5289 kasus. Dan untuk semua umur mulai dari balita hingga semua umur itu sekira 14.861 kasus,” kata dia.

Menurutnya, dari kasus diare yang cukup tinggi tersebut, jumlah itu mengalami peningkatan yang cukup tinggi dari tahun sebelumnya, sebab pada tahun 2023 kasus diare hanya 3.607 pasien.

“Pada 2023 Dinkes telah berhasil menangani kasus diare sekira 3.607 kasus. Sedangkan tahun 2024 sekira14.861 kasus,” katanya.

Ia mengatakan, meski kasus diare di wilayah itu masih relatif tinggi, namun pihaknya memastikan tidak ada kematian akibat diare.

Dengan tingginya kasus tersebut, pihaknya menyediakan vaksin rotavirus (RV) sebagai pencegahan diare pada anak bayi yang dapat mengganggu tumbuh kembang yang di antaranya penyebab kekerdilan atau biasa disebut stunting.

Menurut dia, pelaksanaan pemberian imunisasi rotavirus dengan sasaran bayi sudah dimulai di seluruh wilayah kabupaten tersebut.

Vaksin rotavirus tersebut berguna untuk pencegahan penyakit diare berat yang biasanya diderita bayi. Oleh karena itu sangat penting bagi bayi untuk diimunisasi guna menjegal penyakit itu.

Dia mengatakan, imunisasi rotavirus penting untuk mencegah stunting dan kematian pada bayi akibat diare berat.

Keamanan vaksin rotavirus secara rutin ditelaah Global Advisory Committee for Vaccine Safety (GACVS) dan vaksin ini menunjukkan bahwa tidak terdapat masalah keamanan yang serius.

Imunisasi/suntikan ganda juga aman diberikan pada anak, karena melindungi anak, meningkatkan efisiensi, dan menyebabkan keseluruhan kunjungan vaksinasi lebih sedikit. (tim)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini