Tidak Sportivitas, Porwanas akan Dievaluasi

0
257
Tim futsal PWI Kalteng melaju ke semifinal usai mengalahkan PWI DIY dalam lanjutan Porwanas di Kota Malang, Jawa Timur Kamis (24/11/2022). (ant)

Loading

Malang, wartaalam.com – Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Atal S Depari menyatakan pihaknya akan mengevaluasi pelaksanaan Porwanas, apa masih perlu atau tidak untuk digelar. Alasannya, mengacu pada Porwanas XIII/2022 di Malang, Jawa Timur, masih jauh dari sportivitas dan solidaritas.

“Porwanas memang gawean PWI, dan Siwo sebagai pelaksana. Karenanya kami akan menugaskan Siwo PWI Pusat didukung unsur atau pihak lain melakukan evaluasi secara keseluruhan,” ujar Atal Depari di Malang, Sabtu, mengomentari pelaksanaan Porwanas Malang, Jawa Timur yang telah menyelesaikan seluruh pertandingan.

Di pertandingan hari terakhir Porwanas yang mempertandingkan cabang olahraga atletik, lari 5000 m dan 3000 m, diwarnai hujan protes karena juara di masing-masing nomor ditengarai melanggar ketentuan dan aturan pertandingan yang sudah disepakati.

Di nomor 5000 m, peserta dari Papua, Gerson May, tampil menjadi yang tercepat, sementara di nomor 3000 m dimenangi Maryono asal Jawa Barat. Namun mayoritas manajer tim peserta memprotes keberadaan kedua pelari itu karena dinilai melanggar peraturan terbaru PB Porwanas, khusus tentang tidak dibolehkannya atlet yang pernah ikut Kejurnas tampil di Porwanas.

Sebelumnya di cabang biliar juga terjadi protes terhadap pebiliar tuan rumah Moch Mustaqim. Berdasarkan data peserta Kejurnas Biliar 2018, terdata jelas atlet tersebut ikut event dimaksud.

Kerusuhan juga terjadi di cabang sepak bola saat laga Maluku Utara vs Jatim. Wasit nyaris menjadi korban kiriminalitas karena dikejar-kejar pemain.

Di cabang olahraga futsal juga terjadi penyimpangan sportivitas dan silaturahmi. Hal itu karena lemahnya kinerja panitia memperkenankan pemain bertanding tanpa memperlihatkan id card, kartu PWI dan juga UKW.

“Tadinya kami berharap, pelaksanaan Porwanas di Malang dapat menghibur masyarakat di sana pasca tragedi Kanjuruhan. Namun nyatanya, ada juga pemain yang mengejar-ngejar wasit di laga sepakbola,” ujar Atal.

Pria asal Karo,Sumatera Utara itu mengatakan, seharusnya Porwanas, media bagi wartawan anggota PWI mengkristalkan silaturahmi melalui kegiatan olahraga, seni dan lomba kewartawanan. Namun kenyataannya, silaturahmi yang diharapkan masih jauh dari yang diharapkan karena rendahnya sportivitas.

Ditanya kemungkinan pelaksanaan kenaikan tingkat anggota PWI dan UKW di berbagai provinsi terjadi “kebocoran” sehingga diduga ada oknum bukan wartawan dapat memilikinya sehingga tampil di Porwanas, dia menegaskan, karena itulah pihaknya perlu melakukan evaluasi secara menyeluruh.

“Pokoknya kami melakukan evaluasi secara menyeluruh,” ujar Atal. (***)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini