Minta BBM Turun, Demo di Metro Ricuh

0
653

METRO, WARTAALAM.COM – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam berbagai organisasi, lakukan aksi di depan kantor wali Kota Metro, Lampung, Senin (19/9/2022), berujung ricuh.

Ketua Umum (Ketum) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Metro Chairul Aji mengalami luka lecet pada bagian wajah diduga terkena pukulan.

Setelah para mahasiswa terlibat kericuhan dengan aparat yang mengamankan aksi demo tersebut.

Insiden pemukulan yang dilakukan seseorang kepada Ketum HMI Cabang Kota Metro. Chairul Aji dan mengalami luka lecet di bagian pipi sebelah kiri terkena pukulan tongkat aparat keamanan.

“Ini di pipi dan mulut saya, tadi kena tongkat polisi. Saya juga ditarik ke dalam pagar,” ujarnya.

Demi pengamanan aksi, kawat berduripun dipasangkan

Aksi Aliansi Mahasiswa Kota Metro menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi disambut kawat berduri sepanjang 30 meter dari aparat kepolisian.

Ratusan mahasiswa yang merupakan gabungan berbagai organisasi dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di Kota Metro menuntut wali Kota Metro ikut menolak keputusan pemerintah pusat menaikkan harga BBM bersubsidi.

“Kami menuntut pemerintah pusat untuk mencabut keputusan menaikkan harga BBM, 3 September 2022, juga menuntut pemerintah pusat menunda pengadaan proyek strategis nasional dan mengalihkan dana tersebut untuk subsidi BBM, kami juga meminta wali Kota Metro untuk membuat pernyataan, ikut menolak kenaikan harga BBM,” kata Ketua HMI Kota Metro kepada Media, Senin (19/9/2022) siang.

Choirul Aji mengatakan, dia dan beberapa mahasiswa peserta aksi unjuk rasa mendapatkan perilaku tidak humanis dari aparat kepolisian yang bertindak kekerasan dengan melakukan pemukulan kepada peserta aksi.

“Tidak hanya saya, mahasiswa lain juga sempat mengalami pemukulan.”

“Selama ini terkadang yang memunculkan keributan itu dari aparat kepolisian kenapa, Kami melakukan aksi damai tidak membawa senjata dan tadi juga sempat ada aksi dorong-mendorong, mukul-memukul dengan tongkat kepolisian, jadi tidak fair-lah itu, seharusnya kepolisian lebih humanis dalam mengawal aksi damai,” katanya.

Sementara itu, Ketua DPD KNPI Kota Metro, Lukman Sanjung, menganggap pemerintah terlalu berlebihan menyambut mahasiswa dengan memberi kawat berduri sepanjang 30 meter dalam aksi damai aliansi mahasiswa yang menolak kenaikan harga BBM.

Ia juga mengatakan, harusnya hanya ada barisan pengaman, tidak sampai menggunakan kawat berduri seperti itu.

“Mahasiswa hanya ingin menyampaikan aspirasi. Saya juga dulu pernah demo, gak sampai begitu. Hanya barisan pengaman. Fungsi mahasiswa itu, sebagai agen pembaharuan, sebagai kontrol pemerintah. Jadi tidak layak jika disambut dengan kawat berduri karena mereka hanya mau menyampaikan aspirasi,” kata Lukman. (fir)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini