Mahasiswa ITERA Gagas Pemanfaatan Limbah Kulit Udang jadi Penyedap Makanan Alami

0
133

BANDAR LAMPUNG – WARTAALAM.COM – Gagas pemanfaatan limbah kulit udang jadi penyedap makanan ramah lingkungan, mahasiswa Teknologi Pangan dan Teknik Material Institut Teknologi Sumatera (ITERA) mewakili Indonesia sebagai Superstar Team pada Rising Star Agrifood Innovation Challenge 2021.

The Rising Star Agri-Food Innovation Challenge adalah kompetisi yang secara eksklusif dihidupkan Indonesia, Malaysia, dan Thailand Growth Triangle University Network (IMT-GT UNINET) dan Green Growth Asia Foundation (GGAF), dan didukung oleh Thought For Food (TFF) Foundation global. Kompetisi ini ditujukan untuk mengumpulkan ide dan inovasi terkait pengembangan solusi dari tantangan mendesak mengenai sektor pertanian dan pangan yang ada di dunia.

Tim mahasiswa ITERA yang mengusung nama Wastera menjadi salah satu tim Superstar dari Indonesia dan mewakili Indonesia dalam ajang kompetisi internasional tersebut. Wastera berasal dari kata waste yang berarti limbah dan tera yang berasal dari kata ITERA.

Tim Wastera terdiri dari lima anggota yang diketuai Zayna Sayyida Ulya mahasiswa Prodi Teknologi Pangan dan empat anggota lainnya. Ichsan Rafi Alamsyah dan Imam Nur Arifin dari Prodi Teknologi Pangan, serta M. Arsy Aqilla Putra R dan Daniel Christoper Munthe, dari Prodi Teknik Material.

Ketua tim, Zayna Sayyida Ulya, Kamis ( 8/7’/2021) menjelaskan, kelompoknya mengusungkan ide inovasi pengolahan limbah udang menjadi penyedap rasa alami. Ide tersebut bertujuan mengurangi kenaikan angka food loss di Indonesia dan berperan dalam mengurangi pencemaran lingkungan.

Ide produk ini juga untuk mengurangi kekhawatiran masyarakat terhadap pandangan negatif dari penggunaan penyedap rasa karena dengan adanya produk ini, kini di pasaran sudah ada penyedap rasa yang 100 persen tanpa campuran komponen buatan, ujarnya.

Selanjutnya tim Wastera akan mendapatkan mentoring dari Thought For Food Indonesia untuk mempersiapkan presentasi dari gagasan yang diusung pada Agustus 2021 mendatang. Kompetisi ini akan memperebutkan hadiah USD 5.000 untuk juara satu dan USD 2.500 untuk peringkat ke dua.

“Semoga apa yang kami coba gagas dan lakukan dapat menginspirasi masyarakat luas untuk terus melihat potensi yang ada pada limbah, sehingga bisa dimanfaatkan menjadi sesuatu yang memiliki nilai tambah,” ujar Zayna. (amar).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini