Mendikdasmen Menghimbau Guru Waspada Gunakan Medsos

0
9
Mendikdasmen RI, Prof. Abdul Mu'ti didampingi Wali Kota Metro, Bambang Iman Santoso membuka Porsikam di SMK Muhammadiyah 3 Metro, Sabtu (26/4/2025). (ANTARA/Hendra Kurniawan)
Mendikdasmen RI, Prof. Abdul Mu’ti didampingi Wali Kota Metro, Bambang Iman Santoso membuka Porsikam di SMK Muhammadiyah 3 Metro, Sabtu (26/4/2025). (ANTARA/Hendra Kurniawan)

Menurut dia, di era digitalisasi saat ini, banyak konten-konten di medsos yang hanya mencari sensasi dan mengejar viral, tapi belum tentu kebenarannya.

“Sekarang ini banyak konten yang hanya mencari sensasi untuk sesuap nasi. Yang penting viral, padahal isi kontennya belum tentu kebenarannya,” kata Mendikdasmen saat membuka Pekan Olahraga dan Seni SMK Muhammadiyah (Porsikam) di SMK Muhammadiyah 3 Metro, Sabtu (26/4/2025).

Belum lagi, kata dia, banyak juga konten yang berisi fitnah dan juga berita yang menyesatkan. Pihaknya meminta guru lebih hati-hati jika melihat konten-konten tersebut di medsos.

“Ada lagi gerakan baru no viral no justice atau kalau tidak viral tidak ada penegakan, makanya kadang didramatisasi yang belum tentu kebenarannya,” katanya.

Mendikdasmen juga menghimbau masyarakat berhati-hati jika mencari kerja melalui jalur online. Pasalnya, banyak yang menjadi korban penipuan dan perdagangan manusia.

“Masyarakat Indonesia yang saat ini tertahan di negara Kamboja dan Myanmar itu rata-rata karena korban penipuan. Jadi harus hati-hati betul jika mencari kerja lewat jalur online,” ujarnya.

Abdul Mu’ti mengatakan, Kemendikdasmen saat ini tengah mengembangkan kurikulum deep learning atau pembelajaran yang mendalam.

Kurikulum ini lebih mengedepankan pembelajaran yang mindful, meaningful dan juga joyful. Melalui pembelajaran ini, siswa tidak hanya dipaparkan pada banyak materi, tetapi juga diajak untuk benar-benar memahami dan memaknai setiap topik yang dipelajari.

“Kita ingin pendidikan yang dalam pelaksanaannya guru semangat memberikan pendidikan yang terbaik, semangat mencintai ilmu, mencintai murid dan murid mencintai guru,” katanya.

“Pendidikan tanpa bullying, tanpa perundungan, semua murid merasa bahagia dan murid merasa terhormat,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini