Lampung Selatan, wartaalam.com— Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan (Pemkab Lamsel) bersama Polres menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Pembinaan Pendidikan dan Pola Asuh Ekstra Kurikuler di Lingkungan Pondok Pesantren, di Aula Sebuku, Rumah Dinas Bupati, Jumat (8/3/2024), menghadirkan tokoh agama, ulama, serta ketua dan pengasuh pondok pesantren beserta ketua dan pengurus perguruan pencak silat.
Sekretaris Daerah Kabupaten, Thamrin menyambut FGD yang diinisiasi Polres Lampung Selatan sebagai sikap responsif terhadap berbagai peristiwa yang kerap terjadi di lingkungan pondok pesantren akhir-akhir ini.
“Sebelumnya saya menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada jajaran Polres Lampung Selatan yang telah menginisiasi kegiatan forum diskusi ini,” katanya.
Menurut dia, kekerasan yang terjadi di pondok pesantren belum lama ini, menjadi sesuatu yang harus segera ditangani bersama.
Dia mengatakan, pemerintah daerah dengan segala perangkatnya harus bahu-membahu bekerjasama dengan pengelola pondok pesantren untuk melakukan tindakan-tindakan preventif guna mencegah kembali terjadinya kekerasan di pondok pesantren.
“Upaya-upaya preventif tersebut dengan kegiatan Focus Group Discussion. Kami duduk bersama untuk mendiskusikan berbagai hal yang menyangkut permasalahan yang muncul dilingkungan pondok pesantren,” tuturnya.
Dia berharap forum diskusi akan melahirkan komitmen bersama sebagai solusi konkret terhadap kekerasan yang merenggut nyawa santri.
Forum diskusi tersebut, kata dia, penting dilaksanakan. Dengan harapan, seluruh peserta dapat membuat kesepakatan yang solutif bagi pencegahan tindak kekerasan yang terjadi di lingkungan pondok pesantren.
“Dengan komitmen dan kesepakatan bersama, saya berharap dapat menekan berbagai bentuk kekerasan lahir batin para santri yang bisa saja disebabkan kegiatan ekstra kurikuler maupun perploncoan para seniornya. Jangan sampai terjadi lagi tindak kekerasan kepada santri yang sampai merenggut nyawanya,” ujar dia.
Sementara, Kapolres Lampung Selatan AKBP Yusriandi Yusrin berharap, FGD tersebut tidak hanya sebatas berhenti sebagai kegiatan tatap muka dan silaturahmi saja.
“Harapannya bisa memunculkan solusi dan problem solving. Bagaimana kita bersama-sama mencegah dan mengantisipiasi supaya tidak terjadi lagi kasus kekerasan terhadap santri di kemudian hari,” katanya.
Dia mengimbau pengurus pondok pesantren maupun pihak-pihak terkait lebih meningkatkan pengawasan dan edukasi guna mencegah kekerasan kembali terjadi.
“Pola asuh, pembinaan, dan program-program yang sudah dilaksanakan di pondok pesantren tolong sama-sama diawasi,” ujarnya. (amar/kmf)