ACEH BARAT, WARTAALAM.COM – Dalam rangka mewujudkan sektor ketahanan pangan yang maju, mandiri, dan modern, Babinsa Koramil 04/Meureubo Kodim 0105/Abar Serda Iwan Darmawan berkolaborasi dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan pihak laboratorium mensosialisasikan mengatasi hama tanaman sekaligus berinovasi sederhana membuat biosaka alam, di Desa Pasi Aceh Baroh= Kecamatan Meureubo, Jumat (3/3/2023)
Biosaka merupakan gabungan biologi dan soko alam yang bermakna dari alam kembali ke alam.
Biosaka merupakan larutan ekstrak tumbuhan yang berperan sebagai elisitor sehingga menyuburkan kandungan tanah dan muaranya bisa meningkatkan produksivitas tanaman.
Secara ekologi, biosaka ramah lingkungan serta dapat merangsang sel – sel pada tanaman sehingga akan tumbuh subur dengan baik.
Sudirman, PPL setempat mengatakan, biosaka bukan sejenis pupuk dan bukan pestisida melainkan berperan sebagai elisitor yang mengandung hormon, spora dan bakteri yang tinggi.
“Cara pembuatan biosaka sangat mudah bahkan murah dan bisa dibuat sendiri. Bahan – bahannya merupakan tumbuh – tumbuhan liar jenis apa saja yang berada di areal lahan pertanian,” katanya.
Ada tiga tahapan penting yang harus diperhatikan dalam proses pembuatannya, pemilihan bahan yang tepat dan kondisinya sehat tidak terlihat gejala serangan OPT.
Kemudian yang kedua, proses pembuatannya dengan meremas (tidak menghancurkan) namun tidak boleh berganti tangan orang lain guna menghindari terjadi endapan atau berubah warna secara homogen.
Sedangkan yang ketiga bagaimana aplikasi di lapangan pada saat melakukan penyemprotan dengan cara, waktu dan dosis yang tepat, kata Sudirman.
Usai memberikan edukasi, Tim Penyuluh Pertanian bersama Babinsa langsung mendemonstrasikan bagaimana mekanisme pembuatan biosaka alam secara runtun sesuai tahapan demi tahapan dengan beragam jenis bahan yang telah disediakan.
Adapun komposisi bahan-bahannya berupa air bersih sekira 3 liter, ember/baskom dan sejenis daun – daunan ataupun tumbuhan liar.
“Proses meremasnya dilakukan dengan durasi waktu 20 hingga 30 menit tanpa henti. Setelah selesai, saring larutan biosaka sembari masukkan ke dalam botol dan endapkan selama 12 jam, setelah itu baru bisa digunakan,” ujar Sudirman.
Dandim 0105/Abar Letkol Inf Muhammad Syafii Nasution melalui Danramil 04/Meureubo Lettu Inf Andika Trio Utama, S.H., mengatakan, pihaknya terutama para babinsa akan selalu berupaya mendorong para petani untuk terus berinovasi dengan terobosan – terobosan baru yang bisa menciptakan peningkatan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan skala daerah maupun nasional.
“Bimtek ataupun demonstrasi yang diperagakan babinsa dan Tim Penyuluh Pertanian diharapkan menambah ilmu atau wawasan kepada para petani.
Tak sampai di situ, para petani tentu dapat menyerap dan menerapkan hasil dari audiensi yang telah diajarkan babinsa dan pihak penyuluh.
Jika dikaji secara mendalam, metode itu sangat menekan ataupun meminimkan biaya dan menurunkan penggunaan pestisida kimia namun bisa meningkatkan produktivitas yang maksimal, kata Danramil. (alma)