
BANDAR LAMPUNG, WARTAALAM.COM – Ahli Kopi Lampung Moelyono Soesilo mengatakan dalam meningkatkan produksi kopi di daerah Lampung dapat dilakukan dengan memberdayakan dan membina petani milenial.
Industri kopi Lampung ini perkembangannya cukup baik, bila diamati selama 10 tahun terakhir ada peningkatan tata cara kelola, ujar ahli kopi yang juga pengusaha Kopi Lampung Moelyono Soesilo, di Bandarlampung, Senin (10/10/2022).
Ia mengatakan, perkembangan yang baik di industri Kopi Lampung harus diimbangi dengan produktivitas.
Untuk alih teknologi ini memang penting, tapi yang khusus adalah pola petani dalam merawat dan mengelola kebun yang harus dilakukan generasi milenial, katanya.
Menurut dia, dengan melatih dan meningkatkan partisipasi generasi muda untuk menjadi petani kopi dapat membantu dalam meningkatkan produksi kopi Lampung.
Sekarang ini yang perlu dikembangkan dan didorong untuk maju adalah generasi petani muda, dimana pola tanam mereka sudah berbeda dengan orang tuanya, sebab mereka sudah kenal teknologi. Dan ini sudah terbukti di daerah Lampung Barat, katanya.
Ia mengatakan pola pendampingan kepada generasi muda untuk menjadi petani kopi milenial sudah mulai terbukti dan dapat meningkatkan produktivitas lahan di Kabupaten Lampung Barat dengan jumlah panen hingga 2 ton per hektare.
Sudah dicoba pendampingan di Kabupaten Lampung Barat selama tiga tahun dan produktivitas bisa meningkat dari 1 ton per hektare menjadi 2 ton per hektare, ujar dia.
Menurut dia, saat ini di Lampung Barat ada sekira 10-12 orang petani muda yang aktif menerapkan tata kelola kebun yang baik dan yang sedang dibina untuk menjadi petani kopi milenial ada sekira 150 petani dengan usia di bawah 40 tahun.
Dengan harga saat ini cukup tinggi, tentu kopi menjadi komoditas yang cukup menghasilkan. Jadi pengelolaan lahan dan pembinaan kepada petani kopi milenial perlu dilakukan untuk meningkatkan produksi kalau bisa sampai 3 ton per hektare, ujarnya.
Ia mengatakan dengan pengembangan kopi Lampung yang saat ini sudah hampir semua tempat melakukan petik merah, maka kualitas kopi sudah mampu memenuhi permintaan pasar.
Harapannya dengan kesadaran petani untuk melakukan petik merah, lalu mulai banyak petani kopi milenial dan produktivitas meningkat, maka Kopi Lampung dapat terus berkembang pesat, kata dia.
Diketahui dengan luas area lahan kopi di Provinsi Lampung mencapai 156.918 hektare dan dengan 142.511Â petani, telah diproyeksikan produksi tahun 2022 bisa mencapai 200 ribu ton, dan pemerintah daerah pun berencana untuk melakukan hilirisasi produk kopi menjadi kopi bubuk yang tersentralisasi di desa-desa. (*)